Pages

Saturday, October 03, 2015

Menggapai Kesuksesan dengan Etos Kerja Tasawuf

Sumber gambar: www.linkedin.com
Tasawuf oleh sebagian kalangan seringkali dituduh sebgai dalang dari kemerosotan etos kerja umat Islam terutama dalam mengkajik ilmu-ilmu modern sehingga umat Islam mengalami kemunduran dan jatuh dalam penjajahan negara-negara Barat.
Kita memang tidak dapat memungkiri bahwa memang dalam perkembangan sejarah tasawuf, banyak kelompok-kelompok tasawuf yang hanya menawarkan ekstase spiritual namun melupakan realitas duniawi. Dalam posisi ini tasawuf dianggap sebagai sebuah pelarian yang sempurna bagi orang-orang yang menghadapi kehidupan dunia dengan penuh keputus asaan.

Akan tetapi jika kita mencoba untuk memahami makna tasawuf dan upaya mendekatkan diri kepada Tuhan, maka jenis tasawuf yang hanya menawarkan ekstase spiritual tanpa berusaha untuk memberikan kesadaran spiritual adalah merupakan tasawuf negatif.
Tasawuf yang sebenarnya adalah berusaha untuk menyingkap kesadaran akan hakikat kemanusiaan bahwa manusia tidak hanya memiliki tujuan duniawi atau ukrowi saja, akan tetapi keduanya haruslah seimbang.
Keseimbangan dalam tujuan ini lah yang kemudian menjadikan tasawuf sebagai pemicu etos kerja umat Islam. Pemenuhan terhadap kebutuhan pribadi dengan menghalalkan segala cara bahkan menyakiti rekan kerja akan dihindarkan jika seseorang telah menyadari bahwa kebahagiaan yang sejati bukanlah memiliki tetapi memberi dan mensyukuri atas segala nikmat yang diberikan Tuhan.
Dengan tasawuf sesorang akan memiliki kendali dalam memenuhi ambisi ekonominya sehingga tidak terjerumus dalam kehancuran. Pengusaha yang meneladani nilai-nilai tasawuf akan menggap bahwa  memiliki uang atau kekayaan adalah penting akan tetapi bukanlah segalanya, dan bukan pula tujuan itu sendiri. Uang dan kekayaan hanyalah sarana untuk mendapatkan kebahagiaan akan tetapi bukan satu-satunya sarana. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Nabi saw: "Bekerjalah kamu seolah kamu akan hidup selamanya, dan beribadahlah kamu kepada Tuhan seoalh kamu akan mati besok." 

No comments:

Post a Comment