Tiffany Posteraro mentato nama penyakitnya |
Sikap tenggang rasa, dan menghargai terhadap kekurangan orang lain nampaknya perlu ditingkatkan dalam budaya kita. Hal ini terutama menyangkut orang-orang yang sering menjadi target bullying karena kekurang yang ada di dalam fisiknya.
Tiffany Posteraro (24) merasa kesal dan lelah karena harus menghadapi hinaan dan ejekan dari orang-orang yang tak ia kenal karena kondisi kulitnya. Akibat vitiligo, kulit Posteraro memang tak seperti kulit orang normal pada umumnya.
Warna kulit yang tak merata membuat pola bewarna putih di beberapa bagian permukaan kulit terlihat jelas. Akibat pola pada kulitnya tersebut, Posteraro seringkali di panggil "sapi", "dalmatian", dan "korban terbakar". Kalimat tersebut tentunya sangat menyakitkan hati Posteraro. Dikarenakan hal tersebut ia kemudian mentato kulit yang terkena vitiligo itu dengan nama penyakitnya. Ia berharap orang lain akan lebih bersikap respek pada dirinya.
Sesorang yang tidak memiliki kesadaran etika sosial mungkin sering kali merasa tidak tahan untuk memberikan komentar terhadap kekurangan orang lain yang dianggapnya aneh. Tidak hanya vitiligo, penyakit kulit yang lain juga penderita sering menjadi baha bullying adalah psioriasis.
Psoriasis adalah penyakit autoimun yang mengenai kulit, ditandai dengan sisik yang berlapis berwarna keperakan, disertai dengan penebalan warna kemerahan dan rasa gatal atau perih. Bila sisik ini dilepaskan maka akan timbul bintik perdarahan di kulit dibawahnya.
Psoriasis sering timbul di kuku, dimulai dari bintik putih pada kuku sampai ke penebalan kuku, juga mengenai kulit kepala (skalp) ditandai dengan sisik besar dan penebalan dengan warna kemerahan yang akan melewati batas rambut. Selain itu penyakit ini sering mengenai siku dan lutut, walaupun dapat juga mengenai wajah, lipat lutut dan siku, genitalia, telapak tangan dan kaki, sesuai tingkat keparahannya penyakit ini bisa meluas keseluruh tubuh (eritroderma) yang akan menimbulkan kegawatan dan dapat mengancam jiwa.
Seorang pengidap penyakit psoriasis di kulit kepala misalnya, sering kali dikomentari negatif oleh orang-orang karena baju yang dikerenakan selalau kotor karena rontokan kulit mati yang menyerupai ketombe.
Promosi iklan shampo yang ada di televisi bahwa orang yang berketome adalah orang yang tidak keren dan jorok, berdampak pada terbentuknya anggapan buruk orang-orang tentang penyakit psoriasis. Tentu saja ini berdampak buruk juga perkembangan mental para pengidap penyakit ini karena sering kali mendapatkan bullying.
Apa yang dilakukan oleh Posteraro mungkin ada benarnya juga. Ia memutuskan untuk melakukan langkah besar, yakni berterusterang kepada banyak orang tentang keadaannya yang sesungguhnya. Hal ini tentu saja akan memiliki damapk positif bagi dirinya sebagai bentuk kepercayaan diri.
Kepercayaan diri dan keterusterangan yang dilakukan oleh pengidap penyakit baik vitiligo atau pun psoriasis akan membuat dirinya lebih leluasa bergerak dan berkarya. Sehingga orang lain tidak lagi terfokus pada kekurangan fisiknya, namun kepada kelebihan prestasi yang dimiliknya.
Tiffany Posteraro (24) merasa kesal dan lelah karena harus menghadapi hinaan dan ejekan dari orang-orang yang tak ia kenal karena kondisi kulitnya. Akibat vitiligo, kulit Posteraro memang tak seperti kulit orang normal pada umumnya.
Warna kulit yang tak merata membuat pola bewarna putih di beberapa bagian permukaan kulit terlihat jelas. Akibat pola pada kulitnya tersebut, Posteraro seringkali di panggil "sapi", "dalmatian", dan "korban terbakar". Kalimat tersebut tentunya sangat menyakitkan hati Posteraro. Dikarenakan hal tersebut ia kemudian mentato kulit yang terkena vitiligo itu dengan nama penyakitnya. Ia berharap orang lain akan lebih bersikap respek pada dirinya.
Sesorang yang tidak memiliki kesadaran etika sosial mungkin sering kali merasa tidak tahan untuk memberikan komentar terhadap kekurangan orang lain yang dianggapnya aneh. Tidak hanya vitiligo, penyakit kulit yang lain juga penderita sering menjadi baha bullying adalah psioriasis.
Psoriasis adalah penyakit autoimun yang mengenai kulit, ditandai dengan sisik yang berlapis berwarna keperakan, disertai dengan penebalan warna kemerahan dan rasa gatal atau perih. Bila sisik ini dilepaskan maka akan timbul bintik perdarahan di kulit dibawahnya.
Psoriasis sering timbul di kuku, dimulai dari bintik putih pada kuku sampai ke penebalan kuku, juga mengenai kulit kepala (skalp) ditandai dengan sisik besar dan penebalan dengan warna kemerahan yang akan melewati batas rambut. Selain itu penyakit ini sering mengenai siku dan lutut, walaupun dapat juga mengenai wajah, lipat lutut dan siku, genitalia, telapak tangan dan kaki, sesuai tingkat keparahannya penyakit ini bisa meluas keseluruh tubuh (eritroderma) yang akan menimbulkan kegawatan dan dapat mengancam jiwa.
Bentuk-bentuk psoriasis |
Seorang pengidap penyakit psoriasis di kulit kepala misalnya, sering kali dikomentari negatif oleh orang-orang karena baju yang dikerenakan selalau kotor karena rontokan kulit mati yang menyerupai ketombe.
Promosi iklan shampo yang ada di televisi bahwa orang yang berketome adalah orang yang tidak keren dan jorok, berdampak pada terbentuknya anggapan buruk orang-orang tentang penyakit psoriasis. Tentu saja ini berdampak buruk juga perkembangan mental para pengidap penyakit ini karena sering kali mendapatkan bullying.
Apa yang dilakukan oleh Posteraro mungkin ada benarnya juga. Ia memutuskan untuk melakukan langkah besar, yakni berterusterang kepada banyak orang tentang keadaannya yang sesungguhnya. Hal ini tentu saja akan memiliki damapk positif bagi dirinya sebagai bentuk kepercayaan diri.
Kepercayaan diri dan keterusterangan yang dilakukan oleh pengidap penyakit baik vitiligo atau pun psoriasis akan membuat dirinya lebih leluasa bergerak dan berkarya. Sehingga orang lain tidak lagi terfokus pada kekurangan fisiknya, namun kepada kelebihan prestasi yang dimiliknya.
No comments:
Post a Comment