Pages

Thursday, October 01, 2015

Menelusuri Jalan Kebenaran

Sumber gambar: www.islamicsunrays.com
Menurut Ibn ‘Arabi semua hal yang ada di alam ini pasti berada pada jalan yang lurus (shirat al-mustaqim). Hal ini karena semua mahluk adalah manifestasi dari nama-nama Allah. Dari sinilah, sebagian para penafsir Ibn ‘Arabi kemudian menjadikan argumentasi Ibn ‘Arabi tersebut sebagai konsep wahdat al-adyan (kesatuan agama-agama). Penafsir ini mengatakan bahwa semua agama adalah sama dan semuanya akan selamat. Pemahaman ini tentu saja akan menimbulkan masalah terutama dalam konsep teologi keagamaan dalam Islam yang menegaskan bahwa antara orang yang beriman-islam dan yang tidak memiliki balasan yang berbeda dari Tuhan.
Pemahaman yang keliru tersebut akan menjadi jelas jika memahami pembagian makna Shirat al-Mustaqim. Shirât al-Mustaqīm menurut Ibn ‘Arabi ada dua yaitu shirat al-mustaqim al-wujudi, shirat al-mustaqim al-suluki.
a. Shirat al-mustaqim al-wujudi
مَّا مِن دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا ۚ إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Artinya: “Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus" (Q.S. Hud: 56)
Dalam shirat al-mustaqim al-wujudi semua mahluk yang ada di alam semesta ini merupakan manifestasi dari Nama-Nama Allah swt. Begitupun selanjutnya maka setiap manifestasi makan kembali kepdada Nama-Nama Allah yang menjadi Rabb dari masing-masing manifestasi. Karenanya ayat tersebut merupakan penjelasan dari takwini – wujudi.
b. Shirat al-mustaqim al-suluki.
إهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيْم
Artinya: “Tujukanlah kami jalan yang lurus" (Q.S. Al-Fatihah: 4)
Ayat dalam surat al-Fatihah tersebut merupakan ayat tasyri’i suluki, yang jika seseorang tidak melalui hal tersebut maka ia tidak akan mendapatkan keselamatan.
Dengan demikian pemahaman yang mengatakan bahwa setiap agama adalah benar dan pasti masuk surga adalah keliru. Hal ini dikarenakan pemahaman tersebut hanya melihat dari satu segi shirat al-mustaqim yaitu shirat al-mustaqim wujudi, namun tidak melihat pada shirat al-mustaqim suliki yang membutuhkan persyaratan syari’at untuk dapat membawa manusia kepada agama yang benar.

No comments:

Post a Comment