Pages

Thursday, October 01, 2015

Determinisme dan Free Will dan Relasinya dengan al-‘Ayan Thabitah

Sumber gambar: www.danielmiessler.com
Berbeda dengan konsep “dunia ide” Plato, yang mana ide yang masih bersifat potensial, memiliki hubungan simetri dengan “dunia ontologi ide” yang merupakan wujud manifestasi dari dunia ide. Dalam konsep A’yn Thabitah, sifat potensial tidak harus sama dengan manifestasinya. A’yn Thabitah berada dalam Martabat Wahidiyyah / Ta’ayun Tsani dalam Hadarat Ilahiyyah (Tingkatan Ketuhanan) atau apa yang disebut dengan Pengetahuan Tuhan.
Berbeda dengan Martabat Ahadiyah atau Ta’ayyun Awal, dimana Tuhan masih dalam tataran sir al-asrar (ketersembunyian yang sangat), maka pada tingkatan Wahidiyah, Tuhan sudah memiliki unsur distingsi dan identifikasi nama dan sifat. Nama dan sifat ini lah yang menyingkap tentang diri-Nya. Hal ini sering disebut dengan Madzahir al-Asma’ atau ‘Ayan. Begitupun, dikarenakan berada dalam Pengetahuan Tuhan, maka A’yn Thabitah masuk ke dalam level pertama dan utama (the principle level) dan tidak akan pernah berada di dalam level kedua (the relative level). Keberadaan A’yn ini merupakan hasil dari proses tajalli pertama (al-tajalli al-awwal) yang biasa juga disebut dengan emanasi tersuci (al-faidh al-aqdas).
Proses emanasi berikutnya, yaitu emanasi suci (al-faidh al-muqaddas), melahirkan A’yn Kharijiyyah, yaitu keberadaan yang sudah aktual, bukan lagi keberadaan potensial. A’yn Kharijiyyah inilah yang masuk ke dalam the relative level. Namun pada hakikatnya, aktualitas atau relatifitas A’yn Kharijiyyah hanya manifestasi (madzahir)-nya saja, bukan hakikatnya karena hakikat A’yan Karijiyyah tidak lain adalah A’yan Tsabitah, yang tetap berada di level utama. Allah berfirman:  "bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, Sesungguhnya Allah meliputi segala sesuatu dalam ilmu-Nya" (65:12).
Dari sinilah nanti muncul konsep al-Mumtani’at dan konsep al-Mumkinat. Potensi wujud (A’yn Thabitah) yang tidak mungkin termanifestasi menjadi wujud aktual (A’yn Kharijiyyah) disebut al-Mumtani’at. Sebaliknya, potensi wujud (A’yn Thabitah) yang mungkin atau sudah termanifestasi menjadi wujud aktual (A’yn Kharijiyyah) disebut al-Mumkinat.
Berkaitan dengan konsep determinasi dan free will dalam memandang realitas. Maka konsep fixed entities (A’yn Thabitah) berada di tengah antara dua kubu yang terlihat saling berlawanan tersebut. Pada satu sisi hakikat dari A’yn Kharijiyyah tidak dapat dilepaskan dari A’yn Thabitah, namun pada sisi yang lain manifestasi dari A’yn Kharijiyyah tersebut dapat berkembang sesuai dengan kesiapan (isti’dad) dari masing masing manifestasi.
Adapun manusia sebagai manifestasi yang dapat mencakup Ilmu dan Asma dari Al-Haqq (Tuhan) lebih banyak dari pada mahluk Allah yang lain, tentu memiliki kesiapan (isti’dad) yang lebih dari yang lainnya. Dari sinilah sebutan manusia sebagai khalifah Allah disematkan kepada manusia, jika mereka dapat memaksimalkan segala potensi yang ada di dalam dirinya.

No comments:

Post a Comment