Pages

Friday, October 02, 2015

Menapati Janji Pada Anak Sebagai Media Pendidikan

Sumber gambar: www.istrazime.com
Pernahkah kita menjanjikan sesuatu kepada anak-anak kita? Tentu sebagai banyak orang tua sering menjanjikan sesuatu kepada anak-anak mereka entah untuk merayu anak agar tidak nakal atau pun sebagai imbalan apa bila anak mendapatkan prestasi tertentu. Akan tetapi, seberapa seringkah kita menepati janji kita kepada mereka?
Jika anda termasuk orang tua yang sering mengingkari janji kepada anak-anak, agaknya anda perlu merenungi hadits berikut.
Rasulullah saw bersabda: "Cintailah anak-anak dan kasihilah mereka. Jika menjanjikan sesuatu kepada mereka, tepatilah. Sesungguhnya, yang mereka ketahui hanya engkaulah yang memberi rizki." (H.R. Al-Thahawi)
Hadits tersebut menjelaskan bahwa kedudukan orang tua begitu penting dalam perkembangan mental anak, hal ini karena orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak, dan paling sering melakukan kontak dengan anak. Dari orang tualah mereka belajar bagaimana menjalani kehidupan di dunia.
Dalam kesederhanaan pengetahuan anak, orang tua adalah tempat di mana segala keinginan dapat tercapai. Kasih sayang orang tua yang begitu besar membuat anak merasa nyaman. Segala apa yang diminta oleh anak sejak di buayan selalu dituruti oleh orang tua. Karena itu dalam pikiran anak, orang tua adalah pemberi rizki yang paling utama. Dengan kata lain orang tua adalah tuhan bagi anak-anaknya. Karena begitu besarnya peran orang tua bagi anak, maka pantaslah jika Allah swt menjadikan kasih sayang kepada kedua orang tua sebagai bukti keimanan kita kepada Allah swt.
Akan tetapi walau anak-anak kita menganggap kita sebagai tuhan, akan tetapi kita menyadari bahwa kita bukanlah Tuhan. Hal ini karena kita tidak mungkin akan selalau menepati janji kita kepada anak. Maka berhati-hatilah dalam berjanji kepada mereka jika anda tidak dapat menepatinya. Ketidak mampuan menepati janji apalagi dilakukan secara terus menerus, akan mempengaruhi sikap anak kepada kita, yaitu kurangnya sikap menghargai dan berbakti. Jika kedua sikap tersebut rusak maka proses pendidikan kepada anak akan terhambat dan menghadapi masalah.
Karenanya, jika anda tidak dapat memenuhi keinginan anak anda janganlah lantas menjadikan keinginannya sebagai suatu janji yang pasti akan anda tepati. Berikanlah pengertian kepadanya bahwa anda sebagai orang tua akan berusaha memenuhi keinginannya selama itu adalah keinginan yang positif, akan tetapi kita juga harus mengingatkan bahwa bukanlah orang tua yang menentukan keinginannya itu tercapai atau tidak, akan tetapi yang menentukan semuanya itu adalah Allah swt.
Maka sayangilah anak-anak kita tanpa harus mengobral janji.

No comments:

Post a Comment