Pages

Sunday, August 30, 2015

"Ilusi Negara Islam Ekspansi Gerakan Transnasional di Indonesia" Sebuah Buku Wajib Bagi Aktivis NU dan Muhammadiyah

"Ilusi Negara Islam Ekspansi Gerakan Transnasional di Indonesia" adalah buku yang diterbitkan The Wahid Institute yang bekerjasama dengan Maarif Institute dan Gerakan Bhineka Tunggal Ika. Buku yang disponsori oleh LibForAll Fondation tersebut didasarkan pada hasil riset pustaka dan lapangan yang meneropong gerakan Transnasional di Indonesia.
Buku ini merupakan karya kerja sama antara tokoh NU dan Muhammadiyah sebagai dua oraganisasi Islam pengusung NKRI. Dalam buku ini diharapkan bahwa aktivis dakwah dari kedua organiasi Islam di Indonesia tersbeut memahami bahwa telah muncul sebuah gerakan yang mengatasnamakan Islam untuk memcah belah bangsa Indonesia dengan cara merusak tatan masyarakat Indonesia yang mengusung Bhineka Tunggal Ika menjadi sebauah penafsiran yang sempit terhadap arti sebuah negara.
“Sebenarnya dari segi jumlah, tidak ada yang harus dirisaukan tentang masa depan islam di Indonesia. Sensus penduduk tahun 2000 mencatat bahwa jumlah umat islam di negara ini berada pada angka 88,22%, sebuah presentasi yang tinggi sekali. Begitu juga orang lain tidak perlu cemas membaca angka statistik itu, karena dua sayap besar umat Islam, NU dan Muhammadiyah, sudah sejak awal bekerja keras  untuk mengembangkan sebuah Islam yang ramah terhadap siapa saja, bahkan terhadap kaum tidak beriman sekalipun, selama semua pihak saling menghormati pandangan. Tetapi bencana bisa saja terjadi bila pemeluk agama kehilangan daya nalar, kemudian menghakimi semua orang yang tidak sepaham dengan aliran pemikiran mereka yang monopolitik……”. Paragraf tersebut merupakan cuplikan prolog oleh Prof. Dr. Ahmad syafii Maarif pada buku ilusi negara islam. buku ini mengupas berbagai permasalahan negeri ini yang mana mengagung-agungkan kebebasan dalam berkeyakinan, namun justru terjadi berbagai tindakan anarkisme disana sini yang dilatar belakangi entah itu agama, partai, suku ataupun instansi pemerintahan. semoga dengan terbitnya buku ini akan menggugah kesadaran para pembaca sekalian untuk lebih bersifat plural dan terbuka pada setiap perbedaan. Buku ini menyajikan prolog “MASA DEPAN ISLAM DI INDONESIA” oleh Prof. Dr. syafii maarif, pengantar editor “MUSUH DALAM SELIMUT” oleh KH. abdurrahman wahid dan epilog “BELAJAR TANPA AKHIR” oleh KH. A. Musthafa Bisri. 


Dowonload buku di sini!

 

Netizen Mengecam Pengelola Bar yang Menjadikan Wanita sebagai "Piring"


Negara-negara barat yang sering kali menggembor-gemborkan emansipasi wanita dan penegakan hak asasi manusia ternyata belum dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh seluruh warganya. Baru-baru ini tersebar sebuah berita bahwa sebuah bar di Sydney, Australia, dikecam karena menjadikan perempuan sebagai "piring" hidangan pesta.
Ide awalnya, Cruise Bar, nama tempat itu, bermaksud menyelenggarakan pesta malam pembukaan bertema tropis. Bukannya mendapat pujian, acara pesta tesebut malah mendapatkan banyak kecaman di berbagai media sosial. Melihat foto-foto yang menunjukan perempuan telanjang dijadikan sebagai "piring" tersebut, Jane Oakley berkomentar, "Terima kasih Cruise Bar karena sudah secara terbuka menunjukkan penghinaan terhadap perempuan dan berkontribusi pada pandangan menjijikkan bahwa tubuh perempuan hanya sebuah alat. Saya tidak akan datang ke tempat Anda saat saya sedang keluar malam."
Apa yang dilakukan oleh pengelola bar tersebut menurut beberapa netizen sangat bertentangan dengan semangat moderintasasi, dimana antara laki-laki dan perempuan adalah seimbang. Perempuan bukanlah alat dan objek pemuas nafsu laki-laki atau pun sebaliknya. Setiap gender memiliki kesamaan dalam hak dan kewajiban menurut porsi dan naturalisasinya masing-masing.
Perbuatan semacam itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak menghargai kehidupan dan kehormatan orang lain. Dan mendengar komentar dari para netizen yang mengecam tindakan Crise Bar tersebut, mengindikasikan bahwa, ternyata masih banyak orang-orang yang peduli etika dan keadilan sosial. Semoga pengelola Cruise Bar, bisa mengerti bahwa ia melakukan kesalahan dan tidak mengulanginya lagi pada kesempatan yang lain.


Tenggang Rasa Bagi Pengidap Vitiligo dan Psoriasis

Tiffany Posteraro mentato nama penyakitnya

Sikap tenggang rasa, dan menghargai terhadap kekurangan orang lain nampaknya perlu ditingkatkan dalam budaya kita. Hal ini terutama menyangkut orang-orang yang sering menjadi target bullying karena kekurang yang ada di dalam fisiknya.
Tiffany Posteraro (24) merasa kesal dan  lelah karena harus menghadapi hinaan dan ejekan dari orang-orang yang tak ia kenal karena kondisi kulitnya. Akibat vitiligo, kulit Posteraro memang tak seperti kulit orang normal pada umumnya.
Warna kulit yang tak merata membuat pola bewarna putih di beberapa bagian permukaan kulit terlihat jelas. Akibat pola pada kulitnya tersebut, Posteraro seringkali di panggil "sapi", "dalmatian", dan "korban terbakar". Kalimat tersebut tentunya sangat menyakitkan hati Posteraro. Dikarenakan hal tersebut ia kemudian mentato kulit yang terkena vitiligo itu dengan nama penyakitnya. Ia berharap orang lain akan lebih bersikap respek pada dirinya.
Sesorang yang tidak memiliki kesadaran etika sosial mungkin sering kali merasa tidak tahan untuk memberikan komentar terhadap kekurangan orang lain yang dianggapnya aneh. Tidak hanya vitiligo, penyakit kulit yang lain juga penderita sering menjadi baha bullying adalah psioriasis.
Psoriasis adalah penyakit autoimun yang mengenai kulit, ditandai dengan sisik yang berlapis berwarna keperakan, disertai dengan penebalan warna kemerahan dan rasa gatal atau perih. Bila sisik ini dilepaskan maka akan timbul bintik perdarahan di kulit dibawahnya.
Psoriasis sering timbul di kuku, dimulai dari bintik putih pada kuku sampai ke penebalan kuku, juga mengenai kulit kepala (skalp) ditandai dengan sisik besar dan penebalan dengan warna kemerahan yang akan melewati batas rambut. Selain itu penyakit ini sering mengenai siku dan lutut, walaupun dapat juga mengenai wajah, lipat lutut dan siku, genitalia, telapak tangan dan kaki, sesuai tingkat keparahannya penyakit ini bisa meluas keseluruh tubuh (eritroderma) yang akan menimbulkan kegawatan dan dapat mengancam jiwa.
Bentuk-bentuk psoriasis

Seorang pengidap penyakit psoriasis di kulit kepala misalnya, sering kali dikomentari negatif oleh orang-orang karena baju yang dikerenakan selalau kotor karena rontokan kulit  mati yang menyerupai ketombe.
Promosi iklan shampo yang ada di televisi bahwa orang yang berketome adalah orang yang tidak keren dan jorok, berdampak pada terbentuknya anggapan buruk orang-orang tentang penyakit psoriasis. Tentu saja ini berdampak buruk juga perkembangan mental para pengidap penyakit ini karena sering kali mendapatkan bullying.
Apa yang dilakukan  oleh Posteraro mungkin ada benarnya juga. Ia memutuskan untuk melakukan langkah besar, yakni berterusterang kepada banyak orang tentang keadaannya yang sesungguhnya.  Hal ini tentu saja akan memiliki damapk positif bagi dirinya sebagai bentuk kepercayaan diri.
Kepercayaan diri dan keterusterangan yang dilakukan oleh pengidap penyakit baik vitiligo atau pun psoriasis akan membuat dirinya lebih leluasa bergerak dan berkarya. Sehingga orang lain tidak lagi terfokus pada kekurangan fisiknya, namun kepada kelebihan prestasi yang dimiliknya. 




Saturday, August 29, 2015

Download Contoh RPP dan Silabus Kelas 7 Kurikulum 2013

Bagi guru yang membutuhkan perangkat mengajar atau pun sekdar untuk perbandingan, semoga contoh RPP dan Silabus Kelas 7 Kurikulum 2013 ini bisa membantu.
  • Silabus
Silabus PPKN Kelas VII Bab I bagian 1 download
Silabus PPKN Kelas VII Bab VIII bagian 1 download
Silabus PPKN Kelas VII Bab VIII bagian 2 download

  • RPP

RPP PPKN Kelas VII Bab I bagian 1 download
RPP PPKN Kelas VII Bab VIII bagian 1 download
RPP PPKN Kelas VII Bab VIII bagian 2 download

Landasan Hukum KTSP Kurikulum 2013

Setipa kebijakan terutama yang menyangkut hajat hidup  orang banyak pasti memiliki landasan hukum. Begitupun dengan penerapan KTSP Kurikulum 2013 memiliki landasan hukum.
Di antaranya adalah:
KMA No 165 tahun 2014  Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab

Buku KTSP Kurikulum 2013


Bagi anda para guru yang kesulitan mencari buku-buku KTSP Kurikulum 2013, semoga ini bisa membantu.

Buku Guru

Pendidikan Agama Islam Kelas 7
Bahasa Indonesia Kelas 7
PPKn Kelas 7
Bahasa Inggris Kelas 7
Prakarya Kelas 7
Seni Budaya Kelas 7

Buku Siswa

Bahasa Indonesia Kelas 7

Inilah Kenapa Islam Mewajibkan Shalat Subuh

Shalat meurpakan rukun Islam yang kedua setalah seorang muslim mengikrarkan dirinya dengan membaca dua kalimah syahadat. Dalam shalat terdapat beragam aktivitas antra lain, berdoa, bergerak, dan bermeditasi. 
Shalat subuh merupakan salah satu dari lima shalat yang diwajibkan kepada setiap muslim. Tahukah anda, bahwa shalat tidak hanya sekedar mendapatkan pahala dari Allah swt saja akan tetapi manfaat shalat, terutama subuh juga dapat dirasakan langsung dalam kehidupan kita sehari-hari. 
Adapun manfaat tersebut adalah:
  • Shalat subuh menggugah seseorang untuk bangun lebih awal di pagi hari, sehingga dapat lebih leluasa dalam mempersiapkan segala aktivitas yang akan dikerjakan sepanjang hari.
  • Dengan shalat subuh, kita jadi bergerak, sehingga terjadi peregangan otot yang kaku setelah bangun tidur.
  • Sebelum shalat subuh sangat dianjurkan untuk mandi terlebih dahulu, sehingga badan akan lebih segar.
  • Udara di pagi hari adalah udara yang masih bersih belum terkontaminasi oleh polusi sehingga dapat membantu untuk menjaga kesehatan paru-paru terutama bagi penderita penyakit yang berhubungan dengan masalah pernapasan.
  • Shalat subuh di masjid bagi laki-laki akan menjadikan dirinya lebih leluasa dalam melihat perilaku masyarakat di lingkungannya sehingga dapat mengetahui mana tetangga yang shaleh dan mana yang tidak. Dengan  mengetahui hal ini seorang laki-laki terutama kepala rumah tangga dapat menentukan sikap apa yang harus dilakukan kepada tetangga dan masyarakatnya.
  • Setiap pagi biasanya tubuh secara otomatis akan meregenerasi seluruh fungsi yang ada padanya, terutama organ pencernaan. Karenanya buang air besar merupakan salah satu aktivitas rutin di pagi hari. Dengan shalat Subuh di pagi hari maka proses buang air besar akan lancar.
  • Pagi hari merupakan waktu yang tepat untuk belajar bagi anak-anak. Hal ini karena otak belum terbebani oleh hal-hal lain di luar rumah. Maka gunakanlah pagi hari sebagai waktu ekslusif keluarga khsusnya antara Ibu dan anak-anaknya, jika sang ayah tidak sempat menemani karena harus pergi ke kantor lebih awal.
  • Bangun pagi untuk melaksanakan Shalat Subuh pun mampu menormalkan kinerja syaraf dan otak. Apalagi saat pagi hari kadar ozon (O3) cukup tinggi yang mampu membantu aktivitas syaraf dan otak. Termasuk mengurangi risiko penyumbatan pembuluh darah dan serangan jantung.
Sebenarnya masih banyak lagi manfaat bangun di pagi hari apa lagi ditambah dengan shalat Subuh. Karena itu pantaslah jika Nabi Muhammad saw bersabda: "Dua rakaat shalat subuh lebih baik dari dunia dan seisinya" (H.R. Muslim dan Ahmad). Mau bukti? silahkan mencoba!

Baca juga: Mendiagnosis Gejala Autisme Sedini Mungkin

 

Friday, August 28, 2015

Ancient Mataram Kingdom

Mari kita belajar sejarah Kerajaan Mataram Kuno



Roro Jonggrang Sebuah Legenda yang Terlanjur Dianggap Sebagai Fakta Sejarah



Ketika kuliah di Jogja saya menyempatkan diri untuk berwisata ke komplek Candi Prambanan. Melihat secara langsung komplek candi agama Hindu tersebut timbul rasa takjub dan bangga akan teknologi arsitektur purbakala Indonesia. Tidak puas dengan hanya menikmati indahnya candi Siwagrha (778 Saka /856 Masehi) yang merupakan nama asli candi Prambanan, aku pun mengunjungi museum yang terletak tidak jauh dari komplek candi. Ada sebuah patung yang menarik perhatianku yaitu arca Dewi Durga. Lalu aku pun lantas teringat akan legenda Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso.
Kemudian jika arca Dewi Durga, dianggap sebagai patung Roro Jonggrang lantas di mana letak candi yang dibangun oleh Bandung Bandawasa dalam waktu semalam itu? Setelah berkeliling Prambanan ternyata tidak jauh dari komplek candi Siwagrha, yaitu sekitar
elapan ratus meter di sebelah utara Candi Prambanan, terdapat sebuah komplek candi yang lain yaitu Candi Sewu (782 M) yang merupakan komplek candi agama Budha. Maka lengkaplah cikal baka legenda tersebut.
Namun rasa penasaranku tidak selesai begitu saja. Dalam legenda Roro Jonggrang tersebut diceritakan bahwa terdapat dua kerjaan yang saling bersaing yaitu kerajaan Boko dan kerjaan Pengging. Bandung Bonodowoso merupakan putra mahkota kerjaan Pengging yang berhasil mengalahkan raja kerajaan Boko. Kemudian ia bermaksud untuk menjadikan puteri kerjaan Boko sebaga permaisurinya, namun Roro Jongjarng nama dari puteri kerjaan Boko tersebut menolaknya, hingga ahirnya anda tahu sendiri ahir ceritanya.

Analisa saya terhadap fakta sejarah dan legenda tersebut adalah:
  • Pada zaman Mataram Kuno (Kerajaan Medang) terdapat dua wangsa (keluarga) yang saling bersaing memperebutkan pengaruh dan kekuasaan, kedua wangsa itu adalah Wangsa Sanjaya (berkuasa pada tahun 732-754) dan Wangsa Syailendra (berkuasa tahun 752–1006). Melhat era kekuasaan kedua wangsa tersebut maka dengan demikian legenda Roro Jonggrang tersebut menyiratkan bahwa Kerajaan Boko adalah merupakan simbolisasi wangsa Sanjaya yang beragama Hindu yang kemudian dikalahkan oleh Kerjaan Pengging yang merupakan simbolisasi wangsa Syailendra.
  • Simbol yang lain adalah, Roro Jonggarang yang dikutuk menjadi batu oleh Bandung Bondowoso merupakan tanda hilangnya pengaruh wangsa Sanjaya yang beragama Hindu dalam Kerajaan Mataram karena dikalahkan oleh Wangsa Syailendra yang beragama Buhda.
  • Perlawanan Roro Jongrang yang merekayasa fajar dan suasana pagi agar pekerjaan pembuatan Candi Sewu gagal adalah simbolisasi bahwa agama Hindu walaupun mengalami kekalahan tetapi mereka tetap berjuang untuk mengalahkan pengaruh agama Budha sampai titik darah penghabisan, walau pun ahirnya mereka benar-benar menjadi hilang pengaruhnya karena 'dikutuk menjadi batu'.
  • Hilangnya pengaruh Hindu ditandai dengan pendirian Candi Sewu atau Candi "Prasada Vajrasana Manjusrigrha" pada tahun 782 M oleh Rakai Panangkaran (memerintah tahun 746–784 M). 
  • Walaupun tidak lagi berkuasa, namun perlawanan dari agama Hindu terhadap agama Budha tetapi ada, Hal ini dapat dilihat dari lamanya konstruksi pembangunan candi Budha yang lain yaitu Candi Borobudur pada masa Sri Maharaja Samarottungga (memerintah tahun 792 – 835), yang menghabiskan waktu sekitar 55 tahun dari tahun 770 M sd. 825 M. 
  • Pengaruh Hindu kembali muncul setelah Rakai Pikatan Mpu Manuku (memerintah tahun 840 s.d 856) berhasil menikahi Pramodawardhani yang merupakan putri Raja Samarottungga dari Wangsa Syailendra yang beragama Budha. Kesempatan ini tidak disiasiakan oleh Rakai Pikatan  untuk membangkitkan kembali eksistensi agama Hindu yaitu dengan mendirikan Candi Prambanan atau Candi Siwagrha. 
  • Tidak seperti Candi Borobudur yang konstruksinya menghabiskan waktu selama 55 tahun, Candi Siwargrha dibangun hanya memakan waktu 6 tahun saja yaitu dari tahun 850 M sampai 856 M. Ini menandakan pada waktu itu kerajaan Mataram Kuno mengalami tingkat kestabilan dan kesejahteraan yang tinggi. 
Candi Siwargrha merupakan candi terindah yang dibangun oleh Kerjaan Mataram Kuno. Karenanya sampai saat ini jika kita menggambarkan sebuah tempat yang indah, maka kita akan menyebutnya sebagai surga, atau syurga. Kata surga atau syurga ini dalam bahasa Jawa disebut suwarga yang berasal dari kata Siwargrha. Siwargrha sendiri memiliki arti Rumah dari Syiwa yang merupakan Maha Dewa. Dalam perkembangan dakwah Islam kata 'suwarga' tetap digunakan sebagai kata yang identik dengan Jannah dalam bahasa Arab.  
Sebagai simbol dan bukti dari puncak peradaban tertinggi Kerajaan Mataram "Suwarga"  tidak hanya memberikan warisan bangunan yang mengah saja, tetapi toleransi antar umat beragama yang terjalin pada waktu itu juga merupakan warisan yang paling berharga bagi Bangsa Indonesia. 
Ahirnya, semoga kita bisa membaca sebuah legenda tidak hanya sebagai dongeng pengantar tidur saja, akan tetapi mencoba menelisik lebih dalam dari makna yang tersirat dari sebuah legenda tersebut.

Mengingatmu (OST Battle of Surabaya)

Lagu yang berjudul "Mengingatmu" adalah merupakan lagu OST Film "Battle of Surabaya". Ketika saya mendengar lagu ini suasana haru dan bangga tumpah ruah seketika, apalagi diiringi dengan cuplikan-cuplikan dari film Battle of Surabaya yang sanggat bagus.

Kebanggan ini juga muncul dikarenakan film Battle of Surabaya adalah filem animasi yang, saya sendiri harus berkata jujur dan objektif, memang memiliki kualitas yang sangat bagus dan dapat disejajarkan dengan animasi-animasi dari jepang atau pun amerika. Begitupun juga dengan penyanyinya, Angela Nazar yang merupakan gadis berbakat kelahiran Belanda namun tetap mencintai Indonesia memberikan ruh tersendiri bahwa lagu ini dinyanyika oleh orang yang benar-benar merindukan Indonesia. 

Sukses terus untuk Battle of Surabya, semoga dapat diteruskan oleh animasi-animasi berkualitas wahid berikutnya.

Simak resapi lagunya!



Dialog Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan


NU dan Muhammadiyah duduk bersama dalam membentuk masyarakat Islam Indonesia.

Simak liputannya!



Thursday, August 27, 2015

Ekspedisi Cheng Ho dan Islam Nusantara

Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok (berkuasa tahun 1403-1424), kaisar ketiga dari Dinasti Ming. Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao / Sam Po Bo, berasal dari provinsi Yunnan. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho ditangkap dan kemudian dijadikan orang kasim. Ia adalah seorang bersuku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, namun beragama Islam.
Pada tahun 1424, kaisar Yongle wafat. Penggantinya, Kaisar Hongxi (berkuasa tahun 1424-1425, memutuskan untuk mengurangi pengaruh kasim di lingkungan kerajaan. Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masa kekuasaan Kaisar Xuande (berkuasa 1426-1435).
Simak cerita selengkapnya.

Masa depan Muslim Indonesia sebagai Refleksi Model Muslim Dunia


NU dan Muhammadiyah masih memliki peranan yang optimis dalam memajukan Negara Indonesia yang menghargai kebhinekaan.

Simak selengkapnya di Aswaja TV.


Pendidikan Muslim Indonesia Menuju Kemajuan Bangsa

Basis pendidikan Islam di Indonesia adalah pondok pesantren. Sitem dan metode pendidikan pesantren pertama kali didirikan oleh Sunan Maulana Malik Ibrahim dan hingga kini tetap menjadi basis utama pendidikan Islam.
Menurut Gus Mus, pendiikan saat ini sudah tidak memiliki semangat yang 'tulus' untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi hanya untuk memenuhi kepentingan rezim atau pemerintahan. Pendidikan seharusnya tidak hanya berkutat pada angka-angka mati namun lebih mengedepankan pada sisi akhlaqul karimah.

Selengkapnya lihat di Aswaja TV.


Wajah Wajah Muslim Indonesia Nafas Islam pada Seni dan Budaya di Indonesia

"Banyak orang yang mencintai Tuhan, tapi tidak mengenal Tuhan." (Gus Mus)

Simak selengkapnya di Aswaja TV



Sutradara Film Minions yang Tak Pernah Lupa Leluhurnya



Siapa yang tak tahu karakter minions, ia adalah karakter kartun yang pertama kali muncul pada film Despicable Me dan Despicable Me 2. Karena ternyata antusiasme tentang karakter ini sangat banyak maka minions pun dibuatkan film tersendiri dengan judul Minions. Bahak oleh para netizen, beberapa artis Indonesia dibuatkan versi minions nya.
Selain banyak disukai oleh para penikmat kartun dan animasi, karakter minion juga menuai kontroversi oleh beberapa pihak. Mereka menggap bahwa minion adalah sebuah konspirasi dari organisasi rahasia freemason, illiminati, bahkan dajjal. Hal ini dapat dilhat dari karakter minon yang merupakan pembantu dari orang-orang jahat, bermata satu, dan yang paling jelas menurut para mereka adalah Film Despicable Me dan Minions di buat oleh Illimunation Production.
Terlepas dari perbedaan opini tersebut. Saya tidak aka banyak mengomentari hal tersebut lebih dalam karena semuanya masih dalam ranah praduga ditambah lagi film Despicable Me memiliki ending yang sangat baik sebgai filme keluarga.
Adegan yang menampilkan Bahasa Indonesia
Mari kita mengingat kembali setiap adegan di dalam film Minions. Jika anda cermat dalam menonton film Minions, anda tentu anda akan menemukan bahwa ada beberapa kata bahasa Indonesia yang diucapkan oleh minions, seperti mari, sang paduka ratu, dan terima kasih. Hal tersebut dikarenakan sang sutradara film Minions,Pierre Louis Padang Coffin memiliki darah Indonsia. Tidak tanggung-tanggung, ia merupakan putra dari Nh. Dini seorang penulis Novel ternama Indonesia yang salah satu karyanya yang sangat terkenal yaitu Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998).
Pierre lahir tanggal 1 November 1967, ayahnya Yves Coffin, seorang diplomat Perancis. Ketika umur 17 tahun orang tuanya bercerai, dan ia pun terpisah dengan ibunya yang kembali ke Indonesia. Ia bersekolah di Gobelins di Paris dan mengawali kariernya di Amblimation, studio animasi 2D di London. Di sana ia mengerjakan We're Back! A Dinosaur's Story besutan Steven Spielberg. Ia kemudian menjadi animator lepas di studio CGI Perancis Ex Machina sebagai animator, pengawas animasi, dan sutradara. Setelah itu, ia dan Chris Renaud berkolaborasi dengan Passion Pictures Paris dan Mac Guff dalam proyek film fitur animasi CGI Despicable Me (2010) pesanan Universal. Ia juga mengisi suara untuk beberapa tokoh figuran. Pierre Coffin juga membuat animasi berjudul Pings (film animasi penguin yang dilukai atau dibunuh).

Pada tahun 2013, Coffin dan Renaud menjadi sutradara Despicable Me 2. Ia dan Kyle Balda akan menyutradarai film pecahan Despicable Me, Minions (2014).
Walau terpisah dari sang ibu dan menghabiskan sebagaian besar hidupnya di luar Indonesia rupanya ia masih menjadikan Indonesia sebagai tanah air keduanya. Karenanya ia tidak sungkan untuk memasukan kata-kata bahasa Indonesia dalam karakter minion. Dan yang paling membangkakan adalah pengucapan kata-kata bahasa Indonesia ditempatkan pada adegan-adegan yang istimewa, misalnya pada saat minions yang bernama Bob menerima penghargaan dari Ratu Elisabeth Inggris.
Bukti kecintaan Pierre yang lain adalah pada saat pemutaran film "Minion", ternyata film ini diputar perdana di bioskop yang ada di Indonesia bukan di USA seperti film Holywood lainnya. 
Semoga kedepannya, Pierre mau bekerja sama denga animator-animator Indonesia lainnya dan menggarap sebuah film animasi yang bercirikhas Indonesia.  

Baca Juga: Sinopsis Film The Fantastic Four 2015 

 

Contoh RPP Kurikulum 2013



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah               : MTs NU Tegalpelem
Matapelajaran     : PPKn
Kelas/Semester   : VII / II
Materi Pokok       : Memahami Makna Bhineka Tunggal Ika
Alokasi Waktu     : 3 x 40 menit

(RPP ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik indonesia Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah)

A.   Kompetensi Inti (KI)
1.    Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.    Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3.    Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)     berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,     teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4.    Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret(menggunakan,     mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah     abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan  mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain  yang  sama dalam sudut pandang  / teori

B.   Kompetensi Dasar

1.1. Menghargai perilaku beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia dalam kehidupan di sekolah dan masyarakat
2.3. Menghargai sikap toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan jenis kelamin
3.5. Memahami pengertian dan makna Bhinneka Tunggal Ika
4.6. Menyaji hasil telaah tentang interaksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip saling menghormati, dan menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan jenis kelamin

C.   Indikator Pencapaian Kompetensi
Peserta didik mampu:
1.1.1.   Berdoa ketika memulai dan mengahiri belajar
1.1.2.   mengucap salam
1.1.3.   mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu
2.3.1.  menerima pendapat teman baik dalam kelompok kecil dan besar
3.5.1.  menjelaskan makna Bhineka Tunggal Ika
4.6.1.  menyajikan hasil telaah bentuk interaksi keberagaman suku di Indonesia.
4.6.2.  menyajikan hasil telaah bentuk interaksi keberagaman agama di Indonesia.
4.6.3.  menyajikan hasil telaah bentuk interaksi keberagaman ras di Indonesia.
4.6.4.  menyajikan hasil telaah bentuk interaksi keberagaman budaya di Indonesia.
4.6.5.  menyajikan hasil telaah bentuk interaksi keberagaman jenis kelamin di Indonesia

D.   Materi Pembelajaran
Materi yang disampaikan pada minggu ini adalah Bab VIII, “Keberagaman dalam Realita Kehidupan (Suku, Agama, Ras, Sosial-Budaya, Jenis kelamin) di Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika.”
E.   Kegiatan Pembelajaran
1.    Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1.1. mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
1.1.1.    Guru mempersiapkan kelas dalam pembelajaran (kebersihan kelas, berdoa, absensi, dan apersepsi dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII MTs NU Tegalpelem.
1.1.2.    Guru memberikan motivasi. Gunakan ajakan pada Buku Peserta didik “Ayo kita bersama bertoleransi terhadap sesama!
1.2. Guru dapat memberikan pertanyaan lisan tentang materi yang akan diajarkan  untuk mendapatkan gambaran kesiapan Peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
1.3. Materi yang akan dibahas pada pertemuan ini adalah “Memahami keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan jenis kelamin”
1.4. cakupan materi pada pertemuan ini adalah tentang keberagamaan suku, agama, ras, budaya dan jenis kelamin dalam bingkan Bhineka Tunggal Ika
1.5. lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan pada pertemuan ini adalah: (a) observasi, (b) anlisa wacana toleransi keberagaman suku, agama, ras, budaya dan jenis kelamin, (c) presentasi hasil analisa wacana per kelompok.
2.    Kegiatan Inti
2.1.        Pertemuan Pertama
2.1.1.   Mengamati
2.1.1.1.     Guru membagi peserta didik menjadi lima kelompok
2.1.1.2.     Guru memberikan gambar kepada tiap-tiap kelompok untuk dianalisa.
2.1.1.3.     Peserta didik diminta untuk mengamati keberagaman suku, agama, ras, budaya dan jenis kelamin yang ada di Indonesia yang dilustrasikan pada gambar yang telah dibagikan.

2.1.2.   Menanya
2.1.2.1.     Peserta didik diberikan  kesempatan untuk menanyakan perbedaan dan persamaan keberagamaan suku, agama, ras, budaya dan jenis kelamin yang ada di Indonesia


2.1.3.   Mengumpulkan Informasi / Mencoba
2.1.3.1.     Kelompok satu diminta untuk menuliskan suku-suku yang ada di Indonesia beserta cirikhasnya masing-masing
2.1.3.2.     Kelompok dua diminta untuk menuliskan agama-agama yang ada di Indonesia beserta cirikhasnya masing masing
2.1.3.3.     Kelompok tiga diminta untuk menuliskan ras-ras yang ada di Indonesia beserta cirikhasnya masing-masing
2.1.3.4.     Kelompok empat diminta untuk menuliskan budaya-budaya yang ada di Indonesia beserta cirikhasnya masing-masing
2.1.3.5.     Kelompok lima diminta untuk menuliskan perbedaan antara laki-laki dan perempuan baik dari segi fisik maupun perannya dimasyarakat
2.1.4.   Menalar/Mengasosiasi
2.1.4.1.     Peserta didik diminta untuk mengaitkan keberagaman suku, agama, ras, budaya dan jenis kelamin dengan fenomena yang terjadi dilingkungannya.
2.1.4.2.     Peserta didik diminta untuk mengaitkan keberagaman suku, agama, ras, budaya dan jenis kelamin dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

2.1.5.   Mengomunikasikan
2.1.5.1.       Peserta didik mempresentasikan hasil analisanya terhadap materi yang telah disampaikan di depan kelas dalam bentuk poster.


2.2.        Pertemuan Kedua
2.2.1.   Mengamati
2.2.1.1.       Guru membagi peserta didik menjadi lima kelompok seperti pertemuan pertama.
2.2.1.2.       Guru membagikan ilustrasi wacana cerita sesuai dengan kelompok masing-masing.
2.2.1.3.       Peserta didik menelaah wacana cerita yang ada di sediakan oleh guru yang berisi tetang toleransi antar suku, agama, ras, budaya dan jenis kelamin.

2.2.2.   Menanya
2.2.2.1.       Guru memberikan kesempatan pada Peserta didik untuk bertanya dan berkomentar terhadap wacana cerita yang dipegang oleh masing-masing kelompok.

2.2.3.   Mengumpulkan informasi/mencoba
2.2.3.1.     Peserta didik diminta untuk membahas sikap apa saja yang  menunjukan kebragamanan suku, agama, ras, budaya atau jenis kelamin, sesuai dengan tugas kelompok masing masing.

2.2.4.   Menalar / mengasosiasi
2.2.4.1.       Peserta didik diminta untuk memenunjukan informasi yang telah dikumpulkannya.
2.2.4.2.       Peserta didik mengkorelasikan informasi yang telah dikumpulkan tetang Toleransi Kebragamanan Suku, agama, ras, budaya dan jenis kelamin dengan semboyan Bhineka Tunggal ika dan Pancasila sila ketiga.
2.2.5.   Mengomunikasikan
2.2.5.1.       Peserta didik mempresentasikan hasil analisanya terhadap materi yang telah disampaikan di depan kelas.
2.2.5.2.       Peserta didik diminta untuk saling memberikan komentar terhadap presentasi temannya.

3.    Kegiatan penutup
Kegiatan penutup terdiri atas:
3.1. Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu
3.1.1.   membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
3.1.2.   melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;
3.1.3.   memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
3.2. Kegiatan guru yaitu:
3.2.1.   melakukan penilaian;
3.2.2.   merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
3.2.3.   menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

F.    Penilaian Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1.    Teknik penilaian
1.1.        Pengamatan Guru
1.2.        Tugas portofolio
1.3.        Presentasi kelompok
2.    Instrumen penilaian
2.1.        Instrumen Penilaian Sikap
2.1.1.   Indikator sikap Spiritual :
2.1.1.1.       selalu berdoa
2.1.1.2.       mengucap salam
2.1.1.3.       mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu
2.1.2.   Indikator sikap sosial :
2.1.2.1.       Jujur
2.1.2.2.       Toleransi
2.1.2.3.       tanggung jawab

2.1.3.   Observasi Penilaian Sikap
No
Nama Peserta didik
Sikap
Total skor
Nilai
Berdoa
Salam
Syukur
Toleransi
Menghargai pendapat teman
Baik dalam berturu kata
Menghargai perbedaan antar teman kelas




















Keterangan Penskoran :
4 = apabila selalu menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
3 = apabila sering menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
2 = apabila kadang-kadang menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
1 = apabila tidak pernah menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

2.2.        Instrumen Penilaian Pengetahuan
2.2.1.   Pertemuan pertama
Gambar 1: keberagaman suku
 

Gambar 2: keberagaman agama
 



Gambar 3: keberagaman ras
 




Gambar 4: keberagaman budaya




Gambar 4: kesetaraan laki-laki dan perempuan





 
2.3.        Instrumen Penilaian Keterampilan
2.3.1.   Portofolio

Lembar Penilaian Portofolio
BAB VIII (pertemuan pertama)
Nama Kelompok  : .....................................................................................................
Kelas                      : .....................................................................................................
Aggota                   : .....................................................................................................
Materi Pokok         : .....................................................................................................
No
Bentuk Keberagaman
Ciri khas






















Skor


Komentar Guru
Tandatangan






Komentar Orang Tua
Tandatangan









2.3.2.   Pertemuan kedua

a.    Wacana cerita toleransi antar suku
Indonesia adalah negara yang di dalamnya terdapat banyak suku yang memiliki ciri khas masing masing, seperti budaya, ras dan budaya. Perbedaan suku tidak menjadikan bangsa Indonesia terpecah belah.Dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, setiap suku di Indonesia bahu membahu memperjuangkan kemerdekaan bersama tanpa melihat perbedaan antar suku. Bahkan pada peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928, setiap suku bersepakat untuk membentuk sebuah bangsa yang satu yaitu Bangsa Indonesia, bahkan hingga menyepakati untuk menggunakan bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.

b.    Wacana cerita toleransi antar agama
Pada zaman Kerajaan Majapahit terdapat dua agama besar yaitu Hindu dan Budha serta agama-agama minoritas lain yang biasanya dianut oleh para pendatang seperti Islam dan Konghuchu. Keberagaman beragama pada zaman Majapahit terjaga dengan baik, hal ini dapat dibuktikan dari sebuah kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular.
Kitab Sutasoma menggambarkan bagaimana para pemeluk agama yang berbeda dapat hidup berdampingan secara damai. Berdasarkan hal tersebut maka toleransi beragama di Indonesia bukanlah sesuatu hal yang baru. Budaya toleransi khusunya toleransi beragama adalah merupakan warisan dari leluhur kita bangsa Indonesia.

c.    Wacana cerita toleransi antar ras
Mari kita perhatikan penduduk Indnoesia sesuai dengan warna kulit, bentuk rambut, warna rambut, bentuk mata, postur tubuh, dan lain-lain. Penilaian terhadap eseorang berdasarkan warna kulit, bentuk rambut, dan lainnya merupakan bagian dari penempatan seseorang berdasarkan rasnya.
Pada waku Perang Dunia ke II, Adolf Hiltler seorang pemimpin dari Jerman menganggap bahwa ras Jerman yang berkulit putih, bertubuh tinggi dan berambut pirang merupakan ras yang paling baik dan hebat dari pada ras yang lain. Ia tidak segan-segan membantai orang-orang yang berbeda ras dengan dirinya.


d.    Wacana cerita toleransi antar budaya

Keanekaragaman bangsa Indonesia tampak pula dalam seni sebagai hasil kebudayaan daerah di Indonesia, misalnya dalam bentuk tarian dan nyanyian. Hampir semua daerah atau suku bangsa mempunyai tarian dan nyanyian yang berbeda. Begitu juga dalam hasil karya, setiap daerah mempunyai hasil karya yang berbeda dan menjadi ciri khas daerahnya masing-masing.
Contoh tari-tarian daerah adalah tari kipas (Sulawesi Selatan), tari piring dan tari payung (Sumatra Barat), tari jaipong (Jawa Barat), tari kecak (Bali), tari seudati (Aceh), tari maengket (Sulawesi Utara), dan tari lenso (Maluku). Bangsa Indonesia juga memiliki perbedaan dan kekayaan dalam lagu atau nyanyian daerah. Lagu daerah yang dimiliki suku bangsa di Indonesia ratusan jumlahnya. Beberapa lagu daerah tersebut di antaranya dari Aceh ada lagu Bungong Jeumpa, dari Sumatra Utara ada lagu Singsing So,Butet,dan Tillo-Tillo. Dari Sumatra Barat kita kenal lagu Kampuang Nan Jauh di Mato.Dari Jawa Barat ada lagu Es Lilin, Tokecang, Manuk Dadali, Borondong Garing, dan Bubuy Bulan dari Jawa Tengah di antaranya ada lagu Suwe Ora Jamu, Gundul Pacul, dan Dondong Apa Salak. Dari Jawa Timur kita kenal lagu, seperti Bapak Tane, Rek Ayo Rek, dan Grimis-Grimis.

e.    Wacana cerita Toleransi antar jenis kelamin
Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan pada dasarnya sama. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan itulah yang dinamakan dengan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin merujuk pada hubungan antara laki-laki dan perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan, dan bagaimana hubungan sosial tersebut diciptakan.
Ingatlah kembali ketika kamu masih kecil atau perhatikanlah anak di bawah umur lima tahun (balita). Anak-anak dapat melakukan berbagai kegiatannya, seperti bermain bersama dan tidak pernah membedakan jenis, baik laki-laki maupun perempuan. Tidak membedakan jenis inilah yang disebut dengan kesetaraan jenis kelamin. Kesetaraan jenis kelamin adalah hasil dari ketiadaan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin atas dasar kesempatan, alokasi sumber daya atau manfaat dan akses terhadap pelayanan


2.3.3.   Performen / unjuk kerja

Lembar Penilaian Penyajian dan Laporan Hasil Telaah
BAB VIII (Pertemuan kedua)
Nama Kelompok  : .....................................................................................................
Kelas                      : .....................................................................................................
Anggota                 : .....................................................................................................
Materi Pokok         : .....................................................................................................

No
Aspek Penilaian
Skor
1
2
3
4
1.           
Ketepatan hasil analisa wacana




2.           
Gaya bahasa penyajian




3.           
Kemampuan menanggapi pertanyaan




4.           
Bahan tayang/display




Jumlah Skor

Komentar Guru
Tanda Tangan


Komentar Orang Tua
Tanda Tangan



Pedoman Penskoran :
No
Aspek
Penskoran
1.
Ketepatan hasil analisa wacana
Skor 4 : persiapan baik, wacana dan analisa sesuai
Skor 3 : persiapan kurang, wacana dan analisa sesuai
Skor 2 : persiapan kurang, wacana dan analisa kurang sesuai
Skor 1 : persiapan kurang, wacana dan analisa tidak sesuai
2.
Gaya bahasa penyajian
Skor 4 : bahasa mudah dipahami, intonasi jelas
Skor 3 : bahasa kurang dapat dipahami,  intonasi jelas
Skor 2 : bahasa kurang dapat dipahami, intonasi tidak jelas
Skor 1 : bahasa kurang dapat dipahami, intonasi tidak jelas
3.
Kemampuan menanggapi pertanyaan
Skor 4: sangat mampu memberikan argumen dengan baik
Skor 3: mampu memberikan argumen dengan baik
Skor 2: kurang mampu memberikan argumen dengan baik
Skor 1 : tidak mampu memberikan argumen dengan baik
4.
Bahan tayang
Skor 4 : sistematis,kreatif,menarik
Skor 3 : sistematis,kreatif,tidak menarik
Skor 2 : sistematis,tidak kreatif,tidak menarik
Skor 1 : tidak sistematis,tidak kreatif,tidak menarik





3.    Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Pertemuan pertama
Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian berupa pembuatan portofolio laporan penelitian indvidu  tentang budaya yang berkembang di lungkungan masyarakat sekitar tempat tinggalnya.

Lembar Penilaian Portofolio Laporan Hasil Telaah
Nama Siswa         : .....................................................................................................
Kelas                      : .....................................................................................................
Materi Pokok         : .....................................................................................................

No
Aspek Penilaian
Skor
1
2
3
4
1.           
Ketepatan hasil analisa wacana




2.           
Gaya bahasa penulisan




Jumlah Skor

Komentar Guru
Tanda Tangan



Pedoman Penskoran :
No
Aspek
Penskoran
1.
Ketepatan hasil analisa wacana
Skor 4 : persiapan baik, wacana dan analisa sesuai
Skor 3 : persiapan kurang, wacana dan analisa sesuai
Skor 2 : persiapan kurang, wacana dan analisa kurang sesuai
Skor 1 : persiapan kurang, wacana dan analisa tidak sesuai
2.
Gaya bahasa penulisan
Skor 4 : bahasa mudah dipahami, sesuai dengan EYD
Skor 3 : bahasa kurang dapat dipahami,  sesuai dengan EYD
Skor 2 : bahasa kurang dapat dipahami, kurang sesuai dengan EYD
Skor 1 : bahasa kurang dapat dipahami, tidak sesuai dengan EYD


Pertemuan kedua
Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian berupa pembuatan portofolio laporan penelitian indvidu  tentang kehidupan beragama di lungkungan masyarakat sekitar tempat tinggalnya.

Lembar Penilaian Portofolio Laporan Hasil Telaah
Nama Siswa         : .....................................................................................................
Kelas                      : .....................................................................................................
Materi Pokok         : .....................................................................................................

No
Aspek Penilaian
Skor
1
2
3
4
3.           
Ketepatan hasil analisa wacana




4.           
Gaya bahasa penulisan




Jumlah Skor

Komentar Guru
Tanda Tangan



Pedoman Penskoran :
No
Aspek
Penskoran
1.
Ketepatan hasil analisa wacana
Skor 4 : persiapan baik, wacana dan analisa sesuai
Skor 3 : persiapan kurang, wacana dan analisa sesuai
Skor 2 : persiapan kurang, wacana dan analisa kurang sesuai
Skor 1 : persiapan kurang, wacana dan analisa tidak sesuai
2.
Gaya bahasa penulisan
Skor 4 : bahasa mudah dipahami, sesuai dengan EYD
Skor 3 : bahasa kurang dapat dipahami,  sesuai dengan EYD
Skor 2 : bahasa kurang dapat dipahami, kurang sesuai dengan EYD
Skor 1 : bahasa kurang dapat dipahami, tidak sesuai dengan EYD

G.   Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1.    Media/alat
1.1.        Laptop
1.2.        Infocus
1.3.        Gambar di slide
2.    Bahan
2.1.        Lembar Kerja Peserta didik
2.2.        Kliping koran
2.3.        Gambar print out
3.    Sumber Belajar
3.1.        Buku Guru PPKn Kelas 7 Kurikulum 2013
3.2.        Buku Peserta didik PPKn Kelas 7 Kurikulum 2013
3.3.        Internet
3.4.        Pengamatan lingkungan



Mengetahui,
Kepala Madrasah



H. MUHAMMAD, S.Ag., M.M.
Indramayu, 26 Agustus 2015
Guru Mapel PPKn




FRENKY MUBAROK, S.Th.I