Pages

Saturday, October 03, 2015

Mewarnai Hidup dengan Sufat al-Fatihah

Sumber gambar: www.virtualmosque.com
Rasulullah saw bersabda: La shalata illa bi fatihah al-kitab (tidak ada shalat kecual dengan surat al-Fatihah). Berdasarkan hadits tersebut para ulama fikih sependapat bahwa membaca surah al-Fatihah adalah wajib hukumnya pada setiap rakaat shalat.
Akan tetapi shalat pun bisa di maknai secara umum tidak hanya shalat yang diawali oleh takbiratul ihram dan diahiri dengan salam saja, akan tetapi setiap kegiatan doa yang dipanjatkan kepada Allah. Karena itu, pantaslah jika para ulama selalu menganjurkan untuk membaca surat al-Fatihah di awal dan di ahir doa yang dipanjatkan.

Mengenai pentingnya surat al-Fatihah maka untuk dapat menjadikan surat al-Fatihah sebagai pedoman hidup, kita harus betul-betul memahami makna lahir dan makna batin surat al-Fatihah ini.
Untuk memahami makna lahir dan makna bathin surat al-Fatihah maka seorang muslim harus memiliki kesucian baik kecuan lahir maupun bathin. Allah berfirman: La yamassahu illa al- muthahharun (tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disuci- kan). (QS al-Waqi'ah [56]:79).
Dalam fiqih, untuk mensucikan lahir batin kita adalah dengan cara melakukan thaharah, wudlu dan atau mandi janabat. Akan tetapi dalam pemikiran sufistik hal tersebut saja tidak cukup, karena selain ketiga hal tersebut seorang yang ingin mendapatkan hikmah dan berkah dari surat al-Fatihah harus mensucikan jiwanya dari sifat takabur dan selalu menghiasi diri dengan sifat ikhlas dan tawadlu.
Para sufi pun meyakini bahwa shalat pada hakikatnya adalah mi'raj seorang mukmi menuju Allah swt, Al-shalatu mi'raj al- mu'minin (shalat adalah mi'raj bagi orang-orang mukmin), karenanya untuk melakukan pendakian spritual tersebut kesucian jiwa yang didapatkan dari penghayatan terhadap makna surat al-Fatihah sangat diperlukan.
Surat al-Fatihah memiliki kandungan antara lain, pengakuan keimanan bahwa Allah merupakan Dhat yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang, karena itu hanya Dia lah yang berhak mendapatkan pujian, dan disebut sebagai Pemiliki hari pembalasan. Selain itu dalam surat al-Fatihah terdapat doa yang merupakan bentuk penyerahan diri manusia kepada Allah swt, sehingga apabila doa ini dipahami dan direnungi maknanya maka akan menjadikan manusia terlepas dari sikap putus asa dari nikma Allah.
Semoga al-Fatihah tidak hanya bersemayam dilidah kita akan tetapi juga meresap ke dalam hati kita dan mengerakan energi positif dalam kehidupan kita.

No comments:

Post a Comment