Pages

Thursday, October 01, 2015

Insan Kamil dalam Pendidikan Tasawuf

Sumber gambar: www.twilightsentinel.com
Insan dalam konsep mysticism adalah perantara antara Al-Ḥaq dan al-khalq. Hal ini terkait dengan hakikat Nur Muhammad yang memiliki dua sisi yaitu sisi Ilahiyah dan sisi ‘Ubudiyah.
العبودية جوهرة كُنْمُهُهَا الرُّبُوبِية, فما فَقَدْ في العبودية وُجِدَ الرُّبُوْبيّة.
Artinya: “Ubudiyah adalah mutiara haikatnya adalah Al-Rububiyah, Maka apa yang terdapat dalam ‘Ubudiyah dimunculkan pula Al-Rububiyah.” (Al- Hadits)
Semua yang ada di dalam diri manusia adalah aktualitas dari Rububiyyah.
قُلْ إنّما بَشَرَ مِثْلُكُم يُوحى إلَيَّ
Artinya: “ Katakanlah sesungguhnya aku (Muhammad) adalah manusia seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku (risalah dan nubuwah).” (Q.S. Al-Kahfi : 110)
Setiap manusia manusia memiliki potensi untuk mendapatkan wahyu, tetapi bukan wahyu Tasyri’i namun wahyu yang bersifat Ilhamî. Hal ini karena wahyu Tasyri’i sudah khatam (terstempel: sempurna) diterima oleh Nabi Muhammad saw.
Walaupun manusia memiliki dimesi Ilahiyah dalam dirinya, namun bukanlah bi al-ashl (asal) dari manusia sendiri, tetapi bi al-taba’ (mengikuti/bergantung) pada Tuhan. Misalnya: Sungai yang mengalir merupakan bi al-taba’ karena pada hakikatnya yang mengalir adalah air.
Begitupun dengan manusia, yang memiliki sisi taba’iyyah (kepengikutian/kebergantungan) dari ke-Ilahian Tuhan, menjadikan manusia sebagai mahluk Allah swt yang layak disebut sebagai khalifah Allah. Dengan demikian sisi taba’iyyah manusia adalah sisi khilâfah manusia terhadap Allah swt.
Insan Kamil adalah konsep utama dalam Islamic Mysticism. Hal ini karena Insan Kamil merupakan barzakh (perantara) antara Al-Ḥaq dan al-khalq. Dengan demikan ia merupakan lokus penampakan (madzhar) Kemahakuasaan Tuhan yang paling sempurna, meliputi nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Allah SWT memilih manusia sebagai makhluk yang memiliki keunggulan (tafadhul) atau ahsani taqwim (ciptaan paling sempurna) menurut istilah Alquran.
Keparipurnaan manusia diungkapkan pula dalam ayat dan hadis. Dalam Alquran disebutkan, manusia diciptakan paling sempurna (QS. At-Tin: 4) dan satu-satunya makhluk yang diciptakan dengan “dua tangan” Tuhan (QS. Shad: 75), dan diajari langsung oleh Allah semua nama-nama (QS. Al-Baqarah: 31).
Dalam hadis-hadis yang populer di kalangan sufi, banyak dijelaskan keunggulan manusia, seperti, Innallaha khalaqa ‘Adam ‘ala shuratih (Allah menciptakan Adam sesuai dengan citra-Nya). Oleh kalangan sufi, ayat dan hadis itu dinilai bukan saja menunjukkan manusia sebagai lokus penjelmaan (tajalli) Tuhan paling sempurna, melainkan juga seolah menjadi nuskhah atau salinan. Menurut istilah Ibnu 'Arabi disebut as-shurah al-kamilah.
Demikianlah pengertian Insan Kamil secara umum. 
Adapun pengertian Insan Kamil sebagai figur selalu di sematkan kepada kepada tiga jenis manusia yaitu: Wali, Nabi dan Rasul Allah.
Wali secara bahasa adalah sesuatu yang mengikuti sesuatu tanpa jarak. Berawal dari pengertian tersebut, maka wali adalah seseorang yang telah sedemikian dekat dengan Allah swt atau dengan kata lain seseorang yang telah mencapai maqam ma’rifat. Adapun Nabi adalah seorang wali Allah yang mendapatkan wahyu, namun tidak diperintahkan untuk menyebarkan syari’at kepada manusia. Sedangkan Rasul Allah adalah Nabi yang diperintahkan untuk menyebarkan syari’at kepada manusia.

No comments:

Post a Comment