Pages

Thursday, October 08, 2015

Mencari Tuhan Lewat Sains

Sumber gambar: zvono-istine.org
Salah satu ciri menonjol dari masyarakat modern adalah kegigihannya dalam mencari pembutian akan sesuatu. Hal ini dikarenakan bahwa dalam pemikiran positivistik dan newtoninan, alam semesta tersusun secara teratur sehingga semua fenomena yang terjadi dan dapat dibuktikan keberadaan dan penyebabnya merupakan suatu kebenaran yang sejati.
Adapun pernyataan kebenaran yang tidak ada bukti saintifiknya maka kebenaran itu mestilah ditolak. Karenanya dalam ranah pemikiran modern, metafisika yang didalamnya terdapat pemikiran tentang ketuhanan haruslah ditolak, atau paling tidak hanyalah merupakan urusan psikologis pribadi saja dan tidak boleh diekspos ke luar ranah individu.
Pemikiran ini menimbulkan dua sikap yang besar terutama dalam masyarakat modern, yaitu sikap sekuler, yang memisahkan masalah agama dan duniawi, hingga kepada ateisme yang menghilangkan sama sekali unsur agama dalam kehidupan.
Pencarian bukti terhadap keberadaan Tuhan, sebenarnya merupakan sebuah pencarian yang sia-sia semata. Hal ini kerena dalam teks-teks keagamaan, semisal Alquran, Tuhan tidak dapat dibuktikan secara Dhati, namun dapat dirasakan keberadaannya melalui ayat-ayat (tanda-tanda)-Nya. Akan tetapi tidak dapat dibuktikannya Tuhan secara saintifik tidak berarti bahwa keberadaan Tuhan pun ditolak. Karena baik pembuktian ada atau tidak ada Tuhan sama sama tidak dapat dilakukan.
Inilah kenapa setiap agama menggunakan kata percaya atau iman ketika dihubungkan dengan keberadaan Tuhan.
Percaya sendiri, sebenarnya tidak hanya menyangkut masalah ketuhanan. Sikap percaya merupakan sikap yang dilakukan atau dialami oleh manusia dalam setiap unsur kehidupannya. Hal yang kecil misalnya, kenapa anda dengan senang hati meminum kopi yang dibuat pelayan cafe padahal anda tidak mengenal pelayan tersebut? Apakah anda tidak takut jika kopi tersebut dibubuhi racun yang dapat membunuh anda?
Berdasarkan analogi tersebut maka, sebenarnya tidak ada ruginya untuk percaya kepada Tuhan. Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimanakah sikap anda sebagai manusia setelah anda percaya kepada Tuhan. Jika ternyata dalam percaya kepada Tuhan, anda berubah dari manusia menjadi tidak manusiawi maka ada yang salah dalam kepercayaan anda terhadap Tuhan. 

No comments:

Post a Comment