Pages

Tuesday, September 22, 2015

Kosongkan Hatimu dari Keluh Kesah Maka Dirimu Akan Bahagia

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(QS Ali Imran ayat 26)

Dalam ayat tersebut terdapat perintah untuk mengatakan sebuah pengakuan bukan permohonan kepada Tuhan. Pengakuan yang tidak hanya sekedar di lisan saja, akan tetapi disematkan di dalam hati sanubari yang terdalam. Pengakuan bahwa sesungguhnya hanya Tuhanlah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, manusia sebagai ciptaan-Nya hanya bersikap pasrah dan menerima segala ketentuan Tuhan.
Doa dalam ayat tersebut terkesan sangat fatalistik, di mana manusia dipaksa untuk mengakui bahwa diri manusia tidak memiliki kemampuan apa pun untuk melawan kehendak Tuhan. Untuk menghindari salah pengertian, mari kita coba perhatikan redaksi ayat tersebut.
Ayat tersebut dimulai dengan kata perintah "Katakanlah" dengan demikian manusia diperintahkan untuk mengakui akan Kekuasaan Tuhan atas segala sesuatu. Pengakuan terhadap Kekuasaan Tuhan, bukan berarti tidak ada yang dapat kita lakukan, sehingga membuat kita duduk terpaku tanpa upaya apapun dan hanya menunggu Tuhan "sang dalang kehidupan" menggerakan kita manusia "wayang" dalam acara pentas "pagelaran" dunia. Sama sekali bukan itu. Perintah untuk mengatakan juga mengindikasikan bahwa kita manusia memiliki kemampuan untuk mengatakan, mengakui secara mandiri bahkan melakukan pengingkaran, dan kekafiran sekalipun. Maka dengan demikian, manusia pun memiliki kehendak dan kekuatan untuk berikhtiar serta berusaha, akan tetapi seperti yang ditegaskan oleh ayat tersebut kehendak manusia berada dalam wilayah Kehendak Allah.
Terdapat pesan dalam ayat tersebut bahwa manusia tidaklah sepatutnya menyombongkan diri atas segala prestasi yang diraihnya, karena pada dasarnya prestasi tersebut tidak akan didapatkan jika tanpa Kekuasaan dari Tuha. Begitupun manusia dipesankan bahwa setiap kegagalan yang didapatkannya adalah pula merupakan Kehendak Tuhan yang juga Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hambaNya. Berdasarkan pemahaman ini maka ayat tersebut juga mehimbau kepada manusia untuk pandai-pandai mengambil hikmah dan pelajaran terhadap apa yang di alaminya, sembari tetap fokus terhadap tujuan utama kehidupannya yaitu berbahagia. Memikirkan kegagalan, kekecewaan dan penghianatan yang dialami tidak akan dapat membuat anda mendapatkan kebahagiaan, akan tetapi mengambil hikmah dari semua itu dengan tetap fokus menjalani kehidupan yang lebih baik adalah jalan utama untuk meraih kebahagiaan sejati.

No comments:

Post a Comment