Pages

Saturday, September 26, 2015

Memahami Syafa'at (Bagian 5)


Sumber gambar: framework.latimes.com
Pentingnya syafa’at dari para nabi dan rasul Allah adalah karena pada hari kiamat nanti tidak ada orang selain mereka yang dapat memberikan syafa’at untuk menyelamatkan manusia lainnya. Allah swt berfirman: Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at, dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong (Q.S. Al-Baqarah [2]: 48);
Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa'at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong, (Q.S. Al-Baqarah [2]: 123). “Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya.” (Q.S. Al-Mu’min [40]: 18)
Demikianlah bahwasanya yang berhak memberikan syafa’at hanyalah Nabi dan Rasul Allah, sedangkan berhala bahkan para malaikat pun tidak dapat memberikan syafa’at karena hanya yang berakallah yang dapat memberi syafa’at. Allah berfirman: Bahkan mereka mengambil pemberi syafa'at selain Allah. Katakanlah: "Dan apakah (kamu mengambilnya juga) meskipun mereka tidak memiliki sesuatupun dan tidak berakal?" (Q.S. Az-Zumar [39]: 43). “Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).” (Q.S. An-Najm [53]: 26.) Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.” (Q.S. Al-Anbiya [21]: 28)
Jika kedua syarat tersebut telah terpenuhi maka Allah akan bersedia memberi pahala dan ampunan kepada hamba-Nya yang bertaubat kepadanya.
Adapun sudah menjadi fitrah manusia untuk memohon pertolongan dan syafa’at ketika mendapatkan suatu rintangan dalam perjalanan hidunya baik di dunia maupun di akhirat. Namun dikarenakan kesombongan manusia sendirilah terkadang permohonan syafa’at terlambat untuk dilakukan dikarenakan kematian telah dating menjemput. Hal ini seperti yang digambarkan oleh Al-Qur’an. …hingga datang kepada kami kematian. Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari orang-orang yang memberikan syafa'at (Q.S. Al-Mudhatsir [74]: 47-48.). Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at …. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 254-255), Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Quran itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: "Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa'at yang akan memberi syafa'at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?." Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan (Q.S. Al-A’raf [7] : 52-53).
 Ketahuilah sesungguhnya yang memiliki syafa’at hanya Allah swt. Allah swt berfirman: Katakanlah: "Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada- Nyalah kamu dikembalikan" (Q.S. Az-Zumar [39] : 44). Dalam firman-Nya yang lain, Tidak ada bagi kamu selain dari padaNya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Q.S. As-Sajdah [32] : 4). Karenanya sebagai hamba Allah swt, kita tidak diperkenankan meminta syafa’at kepada selain-Nya. Allah swt berfirman: Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa'at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya) (Q.S. Az-Zukhruf [43]: 86) ; Dan sekali-kali tidak ada pemberi syafa'at bagi mereka dari berhala-berhala mereka dan adalah mereka mengingkari berhala mereka itu (Q.S. Ar-Ruum [30]: 13); Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah." Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan (itu) (Q.S. Yunus [10] : 18); Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa'at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu (Q.S. Al-An’am [6]: 94); Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku? (Q.S. Yasin [36]: 23).
Selain itu syafa’at pun tak akan berpengaruh apa pun terhadap sesorang kecuali bagi orang yang diizinkan memperoleh syafa’at tersebut. Allah swt berfirman: Dan tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa'at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?" Mereka menjawab: (Perkataan) yang benar", dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar (Q.S. Saba [34] : 23).

Memahami Syafa'at (1, 2, 3, 4, 5)

No comments:

Post a Comment