Pages

Thursday, September 24, 2015

Mendidik Seorang Anak Perempuan Berarti Mendidik Seluruh Bangsa

Sumber Ilustrasi: www.wisegeek.com
Perdana Mentri Norwegia Erna Solberg, mengatakan: "Kalau Anda mendidik seorang anak perempuan, Anda mendidik seluruh bangsa. Saya yakin Komisi ini akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam memobilisasi sumber daya yang dibutuhkan untuk menjadikan pendidikan  sebagai elemen utama di dalam pembangunan pada 2030 dan seterusnya," hal ini seperti yang dilansir okezone.com, Rabu, 23 September 2015. Pernyataan Solberg tersebut ia kemukakan dalam acara pembentukan Komisi Internasional Pendanaan Kesempatan Pendidikan Global di New York.

Apa yang dikatekan oleh Solberg tersebut sejalan dengan prinsip Islam dalam mengutamakan derajat perempuan sebagai tonggak peradaban. Seorang wanita yang terdidik dan memiliki moralitas yang tinggi akan melahirkan kebaikan, keberhasilan, ketangguhan kehidupan sebuah bangsa.
Betapa besarnya pengaruh perempuan ini maka pantaslah ungkapan yang mengatakan: al-Mar’ah ‘imad al-Bilad. Idza shaluhat shulahat al-Bilad wa idza fasadat fasadat al-Bilad” Perempuan adalah pilar suatu negara. Jika perempuan itu baik, maka baiklah suatu negara. Namun apabila perempua itu rusak, maka rusaklah negara.
Dengan demikan pendidikan bagi perempuan haruslah kembali ditingkatkan baik dalam tataran formal maupun non fomal. Paradigma pendidikan perempuan adalah untuk menjadikan perempuan menjadi dapat menghindari kodratnya sebagai perempuan haruslah diredam. Betapa banyak ironi di zaman modern ini, di mana anak-anak yang lahir dari ibu-ibu terpelajar dan memiliki intelektualitas yang tinggi malah menghabiskan sepanjang hari dengan baby sitter yang berpendidikan menengah ke bawah. Alangkah lebih baik apabila ilmu dan intelektualitas yang dimilikinya disalurkan kepada anak-anaknya, mendidik dan memperhatikan anak-anak hingga tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang tangguh yang bisa menjadi agen perubahan (agent of change) suatu bangsa menuju yang lebih baik.
Berdasarkan hal tesebut maka sudah saatnya perempuan kembali menjadi ibu-ibu bangsa dalam format yang lebih modern dan lebih kreatif  dalam mendidik anak-anaknya sehingga menjadi mitra yang sejajar dengan laki-laki namun berdasarkan porsinya masing-masing.

No comments:

Post a Comment