Pages

Friday, August 21, 2015

Kiat Jitu Menjadi Penulis Profesional

Selain memiliki kebiasaan membaca, seorang penulis juga dituntut untuk selalu menyempatkan dirinya untuk berlatih menulis. Bagi penulis pemula berlatih menulis dilakukan secara bertahap hingga kemampuan (sill) menulisnya tumbuh dan berkembang.
Kita dapat melakukan kegiatan penulisan sebagai aktivitas tunggal, jika yang  ditulis adalah karangan yang sederhana, pendek dan bahannya sudah di kepala. Akan tetapi, sebenarnya kegiatan menulis itu ialah suatu proses, yaitu proses penulisan. Tompkins (1994) membagi tahapan dalam menulis dalam lima tahap, yakni: (1) Tahap prapenulisan (prewriting), (2)     Tahap penulisan draf (drafting), (3) Tahap revisi (revising), (4) Tahap pengeditan (editing), (5)     Tahap publikasi (publishing)
Tahapan-tahapan dalam menulis yang dikemukakan tersebut tentu sangat relevan bagi penulis pemula. Paling tidak seorang penulis pemula memahami dan secara bertahap mencobakan dalam praktik kepenulisan. Barangkali kondisi ini akan berbeda dengan penulis yang sudah matang. Kadang-kadang seorang yang telah memiliki kemahiran menulis dengan baik, tahapan ini tidaklah menjadi acuan penting dalam menulis. Mereka akan langsung menuangkan idenya dalam menulis, tahapan ini seakan-akan telah menyatu dalam proses kreatif kepenulisan. Namun, sebenarnya secara tidak langsung tahapan ini juga menjadi bagian dalam proses penulisan bagi penulis yang sudah mahir.
Tahapan penulisan ini tidak selalu dipisahkan secara jelas, melainkan sering bertumpang tindih. Pada saat membuat rencana, mungkin juga sudah mulai menulis, sedangkan waktu menulis juga melakukan revisi. Yang terpenting sebenarnya pada saat perencanaan, penulis harus sudah memiliki konsep yang jelas. Tanpa konsep yang jelas tulisan tidak memiliki daya ungkap dan daya tarik pada pembaca. Berbeda dengan tahapan di atas, tahapan publikasi tetap dilakukan setelah tulisan benar-benar siap.
Lantas tunggu apa lagi, ayo kita menulis.

No comments:

Post a Comment