Pages

Friday, August 21, 2015

Nabi adalah Pribadi yang Kretatif dan Perkasa

Ketika mendengar kata Nabi kebanyakan orang akan berfikir bahwa orang-orang suci tersebut adalah orang yang berpenampilan sederhana mendekati kucel dan memiliki badan yang ringkih karena terlalu banyak beribadah. Namun gambaran tersebut ternyata adalah sangat salah.
Seorang Nabi adalah orang yang mendobrak kebiasaan atau anti mainstream. Maka dikarenakan ciri utama tersebut, seorang Nabi dan Rasul adalah orang-orang yang memiliki kepribadian yang pemberani, dan gagah. Karenanya tidak heran jika di antara para nabi tersebut ada yang mendapatkan simpati dakwahnya tidak hanya lewat retorika perkataannya tetapi juga lewat penampilan fisiknya, misalnya Nabi Yusuf as.
Mari kita tengok kembali Nabi yang dianggap mengajarkan ajaran Tauhid yang pertama yaitu Nabi Nuh as. Ia menjadi orang terkemuka yang menjadi kritikus terhadap kemajuan peradaban yang disalahgunakan. Setelah peradaban manusia semakin maju karena ajaran dari Nabi Idris as yang dapat kita sebut sebagai Bapak Peradaban Manusia, manusia sudah semakin kehilangan arah dalam memahai hakikat kemanusiaan. Manusia melakukan kerusakan di mana-mana dan pada ahirnya mereka ditelan oleh air bah yang sangat dahsyat.
Nabi Ibrahim as, adalah pejuang ajaran Tauhid yang paling gigih dalam menentang tirani pada masanya. Berbeda dengan Nabi Nuh as yang masih memiliki warisan ajaran dari Nabi Idris as, Nabi Ibrahim as sama sekali tidak mendapatkan petunjuk ataupun mentor dari pendahulunya. Karenanya Nabi Ibrahim as bersusah payah memeras tenaga dan otaknya untuk berfikir tentang hakikat kemanusiaan dan kehidupan sampai pada ahirnya Allah membukakan pintu ilmu dan wahyu kepadanya, juga kepada keturunannya baik dari Nabi Ishaq as atau pun Nabi Isma'il as.
Nabi Musa as adalah seorang nabi yang gagah perkasa, yang walau pun nasib telah menjadikan ia sebagai seorang pangeran imperium Mesir, namun tidak menjadikannya gelap mata. Ia keluar dari zona aman menuju sebuah revolusi kemanusiaan yang menentang tirani atas bangsa Israel pada waktu itu. Andaikan Nabi Musa as menutup mata terhadap penderitaan rakyatnya maka tentu ia tidak akan bersusah payah merubah dirinya dari seorang pangeran yang hidup dalam gelimang harta menjadi seorang buronan karena menegakkan hak asasi manusia.
Nabi Isa as adalah nabi yang lahir pada masa di mana agama sudah tidak memiliki pengaruh apa pun dalam mengentaskan manusia dari kerusakan moral dan penindasan penjajahan. Ia melanjutkan perjuangan sadara sepupunya Nabi Yahya as yang syahid dalam menentang kebejadan moral penjajah Romawi pada waktu itu. Namun selain menghadapi tirani penjajah, ternyata Nabi Isa as pun menghadapi para memuka agama Yahudi yang hanya menjadikan Taurat sebagai pajangan dan lelagitas atas apa yang dilakukannya dalam mendukung penjajah dan memupuk harta kekayaan pribadi.
Nabi Muhammad saw adalah nabi yang lahir enam abad setelah meninggalnya Nabi Isa as. Ia adalah Nabi dalam sebuah masyarakat yang jauh dari intervensi tirani politik dua kekuatan besar pada masa itu, Romawi dan Persia. Ia didik dengan keras oleh lingkungannya. Kemampuannya berbisnis dan keahliannya dalam menyusun strategi politik atau pun sterategi berperang menjadikannya tumbuh menjadi pribadi yang disegani tidak hanya oleh para sahabatnya tetapi juga oleh musuh-musuhnya.
Nabi Muhammad saw adalah nabi yang di dalam dirinya bersemayam kesabaran Nabi Nuh as, intelektualitas Nabi Ibrahim as, kecerdikan Nabi Musa as, dan sifat welas asih Nabi Isa as. Maka pantaslah kemudian Nabi Muhammad saw disebut khatamul ambiya. Khatam sendiri secara hafirah memiliki arti stempel pengesah, dengan demikian beliau adalah merupakan pemegang stempel yang sah dari ajaran Tauhid yang telah dirintis selama beribu-ribu tahun oleh ribuan Nabi dan Rasul Allah.  

No comments:

Post a Comment