Pages

Friday, August 21, 2015

Apasih Belajar itu?


Ketika kecil ayah menyuruh saya untuk rajin belajar. Namun pada waktu itu saya tidak pernah mengetahui apa itu yang dimaksud belajar. Apa bedanya belajar dengan membaca buku dan mengerjakan PR dari sekolah? Tentu saja yang dimaksud belajar oleh ayah yaitu kalo tidak membaca buku maka mengerjakan PR. Sering kali diluar kegiatan tersebut ayah memarahiku. Misalnya ketika aku memelihara ayam dan burung pemberian kekek sehingga aku lupa untuk mengerjakan PR maka ayah memarahiku, dan mengatakan bahwa apa yang aku lakukan adalah perbuatan yang sia-sia dan tak berguna. Padahal ketika memelihara ayam dan burung tersebut aku jadi memiliki wawasan yang cukup banyak dari hanya sekedar teori yang ada di sekolah. 
Menurut teori behaviorisme, belajar adalah kegiatan yang dilakukan terus menerus sehingga menjadi pembiasaan bagi peserta belajar. Proses pembiasaan tersebut menuntut untuk ditegakkannya kedisiplinan dalam standar tertentu yang sering kali kaku. Misalnya seorang anak dipaksa untuk membaca buku pengetahuan tertentu. Jika anak tersebut mengikuti perintah tersebut maka anak itu disebut rajin belajar, namun jika tidak patuh pada aturan tersebut maka ia dikatakan malas. Padahal belum tentu patuhnya anak tersebut untuk membaca buku tersebut dikarenakan ia senang terhadap kegiatan itu. Bisa saja patuhnya perserta belajar dikarenakan adanya tekanan psikologis dari guru atau orang tua yang membuatnya tidak bisa melakukan apa pun untuk melawan. 
Berdasarkan hal tersbut maka muncullah teori kognitivisme, yang mengatakan bahwa proses belajar adalah proses transfomsi nilai bukan hanya sekedar pembiasaan. Maka proses belajar seharusnya melibatkan dan memperhatikan unusur psikologis peserta belajr bukan malah membuatnya tertekan dan ahirnya kehilangan daya kreativitas dan imaginasinya. Dalam teori ini, kegiatan belajar tidak dipahami secara kaku namun lebih fleksibel.
Pada hakikatnya, tanpa diminta pun dalam keseharian anak sering kali mamiliki nilai belajar. Informasi yang didapatkan melalui panca indranya terhadap segala yang ada di sekitarnya pastilah melalui proeses perenungan dan refleksi dalam pikirannya. Kemampuannya untuk memberikan komentar atau pendapat terhadap sesuatu akan lebih tercerna dalam pikirannya sebagai penambahan kemampuan kognitifnya. Karenanya  apresiasi positif terhadap pendapat anak walaupun pendapatnya itu sangat sederhana haruslah selalu dilakukan.
Sudah saatnya kita mengajarkan anak kita cara belajar alami dan manusiawi sehingga mereka tidak hanya sekedar memiliki kebiasaan belajar secara formal namun juga kreatif.

No comments:

Post a Comment