Pages

Saturday, August 22, 2015

Mengenal Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelegences)

Kecerdasan dapat dilihat dari berbagai pendekatan, yakni pendekatan teori belajar, pendekatan teori neurobiologis, pendekatan teori psikometri, dan pendekatan teori perkembangan.
Menurut Alfred Binet kecerdasan adalah kemampuan yang terdiri dari tiga komponen, yakni (1) kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, (2) kemampuan untuk mengubah arah pikiran atau tindakan, dan (3) kemampuan untuk mengkritisi pikiran dan tindakan diri sendiri atau autocritism.
Edward Lee Thorndike, seorang ahli psikologi pendidikan, mengklasifikas integensi ke dalam tiga bentuk kemampuan, yakni: (1) Kemampuan abstraksi, yakni kemampuan untuk beraktivitas dengan menggunakan gagasan dan simbol-simbol secara efektif, (2) Kemampuan mekanik, yakni kemampuan untuk beraktivitas dengan menggunakan alat-alat mekanis dan kemampuan untuk kegiatan yang memerilukan aktivitas indra-gerak, (3) Kemampuan sosial, yakni kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru dengan cara-cara yang cepat dan efektif.
Menurut Piaget intelegensi berkaitan dengan periodisasi perkembangan biologis, meliputi sesorimotorik, praoperasional, konkret operasional, dan abstrak oprerasional. Periode tersebut disebut juga periode perkembangan kognitif.
Howard Gardner memiliki pendapat yang sangat positif terhadap kecerdasan manusia. Menurutnya tidak ada manusia yang tidak cerdas. Gardner menentang anggapan “cerdas” dari sisi IQ (intelectual quotion), yang tentunya hanya mengacu pada tiga jenis kecerdasan, yakni logiko-matematik, linguistik, dan spasial.
Untuk selanjutnya Gardner memunculkan istilah multiple intelegences. Adapun tiga komponen utama dari teori ini adalah: (1) Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata sehari-hari, (2) Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru yang dihadapi untuk diselesaikan, (3) Kemampuan untuk menciptakan sesuatu ata menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.
Menurut Howard Gardner, multiple intellegences memiliki karakteristik konsep yang berbeda dengan karakteristik konsep kecerdasan terdahulu. Karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Semua intelegnsi itu itu berbeda-beda, tetapi semuanya sederajat. Dalam pengertian ini, tidak ada intelegensi yang lebih baik atau lebih penting dari yang lain.
Semua kecerdasan dimiliki manusia dalam kadar yang tidak persis sama. Semua kecerdasan dapat dieksplorasi, ditumbuhkan, dan dikembangkan secara optimal
Terdapat banyak indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan. Dengan latihan, seseorang dapat membangun kekuatan kecerdasan yang dimiliki dan menipiskan kelemahan-kelemahan.
Semua kecerdasan yang berbeda-beda tersebut akan saling bekerja sama untuk mewujudkan aktivitas yang diperbuat manusia. Satu kegiatan memerlukan lebih dari satu kecerdasan, dan satu kecerdasan dapat digunakan dalam berbagai bidang.
Semua jenis kecerdasan tersebut ditemukan di seluruh atau semua lintas kebudayaan di seluruh dunia dan kelompok usia.
Tahap-tahap alami dari setiap kecerdasan dimulai dengan kemampuan membuat pola dasar. Kecerdasan musik, misalnya ditandai dengan kemampuan membedakan tinggi rendah nada. Sementara kecerdasan spasial dimulai dengan kemampuan pengaturan tiga dimensi.
Saat seseorang dewasa, kecerdasan diekspresikan melalui rentang pengejaran profesi dan hobi. Kecerdasan logika-matimatika yang dimulai sebagai kemampuan membuat pola dasar pada masa balita, berkembang menjadi penguasaan simbolik pada masa anak-anak, dan akhirnya mencapai kematangan ekspresi dalam wujud profesi sebagai ahli matematika, akuntan atau ilmuwan.
Ada kemungkinan seorang anak berbeda pada kondisi “beresiko” sehingga apabila mereka tidak memperoleh bantuan khusu, mereka akan mengalami kegagalan dalam tugas-tugas tertentu yang melibatkan kecerdasan tersebut.
Menurut Howard Gardner kecerdasan dalam multiple intelegences meliputi kecerdasan verbal-linguistik (cerdas kata), kecerdasan logis-matematis (cerdas angka), kecerdasan visual-spasial (cerdas gambar-warna), kecerdasan musikal (cerdas musik-lagu), kecerdasan intrapersonal (cerdas diri), kecerdasan naturalis (cerdas alam), dan kecerdasan eksistensial (cerdas hakikat). Kecerdasan majemuk pada anak diidentifikasi melalui observasi terhadap perilaku, tindakan, kecenderungan bertindak, kepekaan anak terhadap sesuatu, kemampuan yang menonjol, reaksi spontan, sikap dan kesenangan.

No comments:

Post a Comment