Pages

Friday, August 21, 2015

Pembagian Kecerdasan dalam Multiple Intellegences

Howard Gardner memabagi Multiple Intellegences menjadi sembilan tipe kecerdasan yaitu:
Pertama. Kecerdasan Verbal-Linguistik. Kecerdasan ini ditunjukan dengan kepekaan seseorang pada bunyi, sturktur, makna, fungsi kata dan bahasa. Adapun kecerdasan verbal-lingusitik anak usia dini dapat diketahui melalui kegiatan antra lain. (1) Mengobservasi kemauan dan kemampuan berbicara. Misalnya banyak bicara, suka bercerita, pandai melucu dengan kata, bernegosiasi dan mengekspresikan perasaan melalui kata-kata. (2) Mengamati kegiatan di kelas dan mengamati bagaimana anak-anak bermain dengan huruf-huruf. (3) Mengamati kesenangan mereka terhadap buku serta kemampuan mereka membaca dan menulis.
Kedua. Kecerdasan Logis-Matematis. Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki kemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik serta mampu mengolah alur pemikiran yang panjang.
Observasi kecerdasan Logis-Matematis dapat dilakukan dengan: (1) Kesenangan mereka terhadap angka-angka, mampu membaca angka dan berhitung. (2) Kemahiran mereka berpikir dan menggunakan logika. (3) Kesukaan mereka bertanya dan ingin tahu. (4) Kecenderungan mereka untuk memanipulasi lingkungan dengan menggunakan strategi coba-ralat, serta menduga-dugan dan mengujinya. (5) Kecenderungan untuk menyusun sesuatu dalam kategori atau hierarki seperti urutan besar kecil dlsb.
Ketiga. Kecerdasan Visual-Spasial. Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsi dunia visual-spasial secara akurat dan mentransformasi persepsi awal. Obeservasi kecerdasan Visual-Spasial pada anak dapat diperoleh dengan: (1) Kemampuan menangkap warna serta mampu memadukan warna-warna saat mewarnai, dan mendekorasi. (2) Kesenangan mereka mencoret-coret, menggambar, berkhayal, dan membuat design sederhana. (3) Kemampuan anak dalam memahami arah bentuk  (4) Kemampuan anak dalam mencipta bentuk, seperti bentuk pesawat, rumah dll.
Keempat. Kecerdasan Musikal. Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan mengapresiasi irama pola titi nada, dan warna nada. Informasi mengenai kecerdasan musikal pada anak-anak dapat diperoleh melalui observasi terhadap: (1) Kesenangan dan kemampuan mereka menyanyi dan menghafal lagu-lagu, bersiul, bersiul dan mengetuk benda untuk membuat irama. (2) Kepekaan dan kemampuan mereka menangkap nada-nada, irama dan kemampuan menyesuaikan suara dengan nada yang mengiringi. (3) Kecenderungan musikal saat anak berbicara dan kemerduan suara mereka saat bernyanyi. (4) Kesenangan dan kemampuan mereka memainkan alat musik.  (5) Kemampuan mereka mengenali berbagai jenis suara di sekitarnya, mulai suara manusia, hewan, mesin dll.
Lima. Kecerdasan Kinestetik. Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola objek. Informasi mengenai kecerdasan kinesteti dapat diperoleh dengan mengamati: (1) Frekuensi gerak-gerik yang tinggi serta kekuatan dan kelincahan tubuh. (2) Kemampuan korndinasi mata-tangan dan mata-kaki, seperti menggambar, menulis, memanipulasi objek, menaksir secara visual, melempar, menendang, menangkap. (3) Kemampuan, keluwesan dan kelenturan gerak lokomotor seperti berjalan, berlari, melompat, serta ketrampilan nonlokomotor seperti membungkuk, menjangkau, memutar tubuh. (4) Kemampuan mereka mengontrol dan mengatur tubuh. (5) Kecenderungan memegang, menyentuh, memanipulasi, bergerak dan menirukan orang lain.
Enam. Kecerdasan interpresonal. Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mencerna dan merespons secara tepat suasana hati, tempramen, motivasi dan keinginan orang lain.Tanda-tanda kecerdasan interpersonal antara lain: (1) Kepekaan anak terhadap perasaan, kebutuhan dan peristiwa yang dialami oleh teman sebayanya. (2) Kemampuan anak mengorganisasi teman-teman sebayanya. (3) Kemampuan anak untuk mendorong dan memotivasi orang lain untuk bergerak. (4) Sikap yang ramah, senang menjalin kontak, menerima teman baru, dan cepat bersosialsasi dengan lingkungan yang baru. (5) Kecenderungan anak untuk bekerja sama dnegan orang lain, saling membantu, berbagi dan mau mengalah. (6) Kemampuan untuk menengahi konflik yang terjadi antara teman sebayanya.
Tujuh. Kecerdasan Naturalis. Kecerdasan ini ditandai dengan kahlian membedakan anggota-anggota satu spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara bebera spesies baik secara formal maupun informal. Kecerdasan Nauturalis dapat dilihat pada: (1) Kesenangan mereka terhadap tumbuhan.(2) Sikap mereka yang sayang terhadap hewan piaraan (membelai, memberi makan-minum, mengoleksi gambar atau miniatur binatang). (3) Kemampuan mereka dalam mengenal dan menghafal nama-nama binatang dan tumbuhan. (4) Kepekaan terhadap tekstur, bentuk dan ciri-ciri dari unsur alam, seperti daun-daun, bunga-bunga dll. (5) Kesenangan terhadap alam, menyukai kegiatan di alam terbuka, seperti pantai, tanah lapang dll.
Delapan. Kecerdasan Intrapresonal. Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan memahami perasaan sendiri dan kemampuan untuk membedakan emosi, serta pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri. Anak yang cerdas intrapersonal sering tampak sebagai sosok pendiam dan mandiri. Kecerdasan intrapersonal anak dapat diketahui melalui obeservasi yang cukup cermat terhadap: (1) Kecenderungan anak untuk diam (pendiam), tatapi mampu melaksanakan tugas dengan baik, cermat. (2) Sikap dan kemauan yang kuat, tidak mudah putus asa, kadang-kadang terlihat keras. (3) Sikap percaya diri, tidak takut tantangan, tidak pemalu. (4) Kecenderungan anak untuk bekerja sendiri, mandiri, senang melaksanakan kegiatan seorang diri, tidak suka diganggu. (5) Kemampuan mengekspresikan perasaan dan keinginan diri dengan baik.
Sembilan. Kecerdasan Eksistensial. Kecerdasan eksistensial ditandai dengan kemampuan berpikir sesuatu yang hakiki, menyangkut eksistensi berbagai hal, teramsuk kehidupan - kematian, kebaikan – kejahatan. Kecerdasan eksistensial memiliki indikator yang sangat sulit dipastikan keberadaannya. Indikatornya hanya dapat diperoleh melalui pengamatan yang benar-benar cermat terhadap. (1) Kecenderungan anak-anak untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang hakikat sesuatu, tujuan sesuatu, dan manfaat sesuatu. (2) Kepekaan anak untuk merasakan diri dan sesuatu sebagai bagian dari komposisi yang lebih besar. (3) Kemampuan anak untuk menjabarkan penilaian dan reaksi tentang sesuatu. (4) Reaksi anak yang relatif terkendali terhadap peristiwa yang dialaminya. (5) Keberadaan anak untuk menerima sesuatu yang dirasakannya benar, memperjuangkan keyakinan dan rasa keadilan.





No comments:

Post a Comment